Beranda

Kisah Perjuangan 4 Bocah 40 Hari Bertahan Hidup di Belantara Amazon hingga Diselamatkan Tentara

Kisah Perjuangan 4 Bocah 40 Hari Bertahan Hidup di Belantara Amazon hingga Diselamatkan Tentara

INDONESIAONLINE – Bayangkan empat bocah -tertua 13 tahun dan termuda 1 tahun- bertahan hidup di hutan lebat dan liar Amazon Kolombia selama 40 hari. Padahal, hutan tersebut tidak hanya lebat dan liar sekali, tetapi juga sangat berbahaya karena merupakan habitat binatang predator seperti jaguar, puma, dan ular.

Kisah penuh heroisme itu datang dari empat anak korban kecelakaan pesawat di hutan Amazon Kolombia.  Seperti dilansir Reuters, Sabtu (10/6/2023) pesawat ringan jenis Cessna 206 yang membawa tujuh orang, termasuk keempat anak itu, tengah mengudara dari Araracuara di Provinsi Amazonas menuju ke San Jose del Guaviare di Provinsi Guaviare. Pesawat tersebut sempat memberikan pesan darurat karena adanya kerusakan mesin pada 1 Mei lalu.

Jatuhnya pesawat itu menyebabkan tiga orang dewasa, termasuk pilot, tewas. Jenazah mereka ditemukan di dalam bangkai pesawat.

Namun empat anak-anak yang berusia 12 bulan, 4 tahun, 9 tahun, dan 13 tahun berhasil selamat. Keempat anak itu diyakini hidup berdasarkan gambar satelit yang menunjukkan jalan telah diambil anak-anak itu di tengah hutan. Tim penyelamat pun menemukan beberapa barang mereka, tempat berlindung sementara, dan buah yang setengah dimakan.

Pertengahan Mei lalu, tim penyelamat juga menemukan sepasang sepatu dan popok. Bukti-bukti itu membuat tim penyelamat sangat yakin anak-anak tersebut masih hidup.

“Berdasarkan bukti, kami menyimpulkan bahwa anak-anak itu masih hidup,” kata pemimpin tim penyelamat Jenderal Pedro Sanchez kepada W Radio. “Jika mereka mati, akan mudah menemukannya karena mereka akan diam dan anjing pelacak akan menemukan mereka,” tambahnya.

Sekitar 200 tentara dan penduduk asli yang mengetahui medan dikerahkan menyisir kawasan hutan lebat seluas sekitar 320 kilometer persegi itu. Meski demikian, Sanchez sempat merasa aneh karena anak-anak itu tidak berhenti meskipun angkatan udara telah membuang 10.000 selebaran ke hutan.

Selebaran itu berisi instruksi dalam bahasa Spanyol dan bahasa mereka sendiri agar anak-anak itu tetap tinggal di lokasi supaya mudah ditemukan. Selebaran itu juga berisi tips bertahan hidup. Militer juga telah menjatuhkan paket makanan dan air kemasan untuk anak-anak.

Jenderal Pedro mengatakan tim pencari percaya tim penyelamat berada dalam jarak 100 meter (328 kaki) dari anak-anak tersebut. Tetapi badai, vegetasi yang lebat, dan medan berawa mencegah tim penyelamat mencapai anak-anak tersebut dengan cepat.

Helikopter angkatan udara dan citra satelit terus digunakan dalam pencarian di daerah yang menjadi rumah bagi jaguar, puma, ular, dan predator lainnya tersebut. Anggota keluarga mengatakan anak tertua mengenal hutan dengan baik.

Setelah 40 hari berlalu, empat anak dari komunitas pribumi di Kolombia itu akhirnya ditemukan dalam keadaan hidup di area hutan. Anak-anak itu ditemukan dalam kondisi lemah setelah bertahan hidup sendiri selama puluhan hari di hutan belantara.

Seperti dilansir Reuters, Sabtu (10/6), anak-anak itu diselamatkan oleh pasukan militer Kolombia pada Jumat (9/6) waktu setempat di dekat perbatasan antara Provinsi Caqueta dan Provinsi Guaviare, yang terletak dekat lokasi jatuhnya pesawat ringan yang mereka tumpangi.

Dilansir AFP, Minggu (11/6), empat anak yang dijuluki ‘Children of the Bush’ oleh kakeknya itu mengonsumsi tepung yucca–mirip dengan tapioka–yang ditemukan di puing-puing pesawat. Mereka juga disebut memiliki pengetahuan mengenai biji-bijian, akar, dan tanaman apa saja yang layak makan sehingga bisa bertahan hidup selama itu meski saat dievakuasi dalam kondisi lemas.

Luis Acosta dari National Indigenous Organization of Colombia (ONIC) atau sebutlah organisasi masyarakat asli atau pribumi di Kolombia bercerita tentang hal tersebut. Diketahui, keempat anak bersaudara itu disebut sudah dididik untuk bisa mengenali tumbuhan yang layak dimakan ketika berada di hutan.

Acosta menyebut para bocah itu dijiwai ‘kekuatan spiritual’ yang menjadi kepercayaan para masyarakat asli Kolombia. Pemimpin ONIC lainnya, Javier Betancourt, turut mengamini hal itu.

“Kami memiliki hubungan khusus dengan alam. Dunia membutuhkan hubungan jenis ini dengan alam, yang mendukung para suku asli untuk hidup di hutan dan merawatnya,” ungkap Betancourt. (red/hel)

Exit mobile version