Kisah Waliyullah Asal Madura yang Diremehkan Habib Gara-Gara Tak Fasih Bacaan Salat

INDONESIAONLINE – Siapa yang tak pernah mendengar kisah ulama asal Bangkalan, Madura Syaikhona Kholil atau Syekh Kholil. Ya, kemasyhuran akan kewalian dari Syekh Kholil ini memang sudah tidak diragukan lagi.

Mengingat Syekh Kholil banyak memiliki kisah yang menunjukkan karomah dari kewalian beliau. Banyak cerita yang berkembang mengenai karomah dari Syekh Kholil, baik yang tertulis maupun secara lisan.

Serbagai infomrasi Syekh Kholil merupakan seorang ulama sekaligus waliyullah dari Bangkalan Madura. Beliau juga guru dari para kiai besar di Tanah Jawa.

Berkaitan dengan kisah keampuhan karomah dari Syekh Kholil yaitu diantaranya berkenaan dengan kejadian yang menceritakan antara beliau, seorang habib atau orang Arab dan binatang buas macan tutul.

Dikutip dari laman NU Online, dikisahkan ada seorang berkebangsaan Arab, yang oleh masyarakat Madura disebut sebagai habib.

Kala itu, habib berkunjung ke pesantren milik Syekh Kholil yaitu Pesantren Kademangan, Bangkalan, Jawa Timur. Saat kunjungan dari habib ini, bertepatan Syekh Kholil sedang menjadi seorang imam salat maghrib bersama para santri.

Setelah selesai salat maghrib, Syekh Kholil datang menemui tamunya, termasuk sang habib.

Dalam pertemuan, habib itu menegur Syekh Kholil “Tuan, bacaan fatihah anda kurang fasih.”

Setelah melakukan berbagai perbincangan, akhirnya Syekh Kholil mempersilahkan habib dan tamu lain untuk melakukan salat maghrib dengan terlebih dahulu wudhu. Baru saja selesai wudhu, habib merasa terkejut dengan kemunculan binatang buas macan tutul di dekatnya.

Dengan bahasa arabnya yang fasih, maksudnya untuk mengusir binatang buas tidaklah berhasil, justru semakin membuat macan tutul itu mendekat.

Melihat ada kegaduhan di tempat wudhu,  Syekh Kholil datang sekedar ingin mengetahui ada yang terjadi. Melihat sumber kegaduhan adalah macan tutul, Syekh Kholil akhirnya mengucapkan sepatah dua patah, walau tak sefasih si habib, namun ampuh mengusir macan tutul.

Dari sini habib sadar, bahwa ada pelajaran besar dari Syekh Kholil kepada dirinya atas kejadian macan tutul ini.

Pelajarannya yakni tentang nilai ungkapan seseorang bukan dilihat dari seberapa fasihnya kata diucapkan, melainkan sejauh mana penghayatan atas makna dari kata-kata tersebut.