Kluivert Resmi Gantikan Shin Tae-yong Menukangi Timnas Indonesia

Kluivert Resmi Gantikan Shin Tae-yong Menukangi Timnas Indonesia
Patrick Kluivert dan istrinya. (@patrickkluivert9)

INDONESIAONLINE – Patrick Kluivert resmi menjadi pelatih Timnas Indonesia menggantikan Shin Tae-yong.

Pengumuman itu disampaikan PSSI, Rabu (8/1/2025) sore WIB atau dua hari setelah pemecatan Shin Tae-yong. Pelatih asal Belanda tersebut dikontrak dua tahun sampai 2027 dengan opsi perpanjangan kontrak.

Menukangi skuad Garuda, Kluivert  dibantu dua kompatriotnya, yakni Alex Pastoor dan Denny Landzaat, sebagai asisten. Selain itu, akan ada dua pelatih lokal Indonesia yang menjadi asisten pelatih.

Kluivert direncanakan datang ke Indonesia Sabtu (11/1) dan melakoni sesi jumpa pers keesokan harinya. Laga debutnya adalah saat Indonesia menghadapi Australia di kualifikasi Piala Dunia 2026 pada 20 Maret sebelum menjamu Bahrain lima hari berselang.

Kluivert merupakan legenda Timnas Belanda dan pernah memperkuat sejumlah klub seperti Ajax Amsterdam, AC Milan, Barcelona,Valencia, Newcastle United, PSV dan Lille.

Setelah pensiun 2008, pelatih kelahiran Amsterdam 1 Juli 1976 tersebut langsung merintis karier sebagai pelatih. Dia memulai sebagai asisten pelatih di AZ Alkmaar, NEC Nigmegen, Brisbane Roar. Lalu dia pernah jadi pelatih Jong Twente.

Kluivert juga pernah menjadi asisten Louis van Gaal di Timnas Belanda saat finis ketiga di Piala Dunia 2014. Pada tahun 2015, Kluivert ditunjuk sebagai pelatih kepala Tim Nasional Curaçao untuk kualifikasi Piala Dunia 2018 dan kualifikasi Piala Concacaf 2017.

Pengalaman lainnya termasuk menjabat sebagai direktur olahraga di Paris Saint-Germain dan Akademi Barcelona, melatih tim Ajax A1 (U-19), serta menjadi asisten Clarence Seedorf di Tim Nasional Kamerun.

Pekerjaan terakhir Kluivert adalah melatih klub Turki Adana Demirspor pada musim 2023/2024, tapi cuma bertahan enam bulan sebelum dipecat karena performa buruk.

Penunjukan Kluivert sendiri menimbulkan pro kontra di kalangan pecinta bola tanah air. Rekam jejaknya yang kurang mentereng sebagai pelatih menjadi alasan penolakan terhadap meneer  Belanda itu.