INDONESIAONLINE – The 2nd International Conference on Islam, Science, Language, Law, Education, Economic, and Humanity (IC-ISLEH) kembali digelar, Senin (5/6/2023), di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang.  Rektor UIN Prof Dr HM. Zainuddin MA bersama para akademisi beberapa negara hadir dalam konferensi internasional tersebut.

Selain rektor, akademisi dari UIN Maliki Malang yang juga hadir adalah Prof Wildana Wargadinata. Sedangkan akademisi dari beberapa negara, antara lain, Prof Frans Wijsen dari Radboud University Belanda, Prof Fahd Mohana S. Alahmadi dari Islamic University of Medina, Arab Saudi.

Adanya konferensi ini membawa sebuah hal positif. Ini menjadi sebuah pendorong para sarjana yang ada diseluruh Indonesia untuk merenungkan Islam sebagai agama dan sistem kepercayaan yang berpotensi dapat dimanfaatkan untuk memelihara pembangunan dan peradaban manusia.

Baca Juga  Rektor UIN Malang Punya Pendapat Khusus Terkait Perubahan RUU Sisdiknas, Simak Ulasan Berikut

“Untuk itu, konferensi ini menawarkan berbagai topik untuk dieksplorasi, mulai dari pendidikan, bahasa, ekonomi, hukum, dan lain sebagainya,” ujar Prof Zain, sapaan rektor UIN Maliki.

Lebih lanjut, sebagai sistem kepercayaan yang kaya akan sejarah dan dinamika, Islam tidak monolitik seolah-olah merujuk pada keyakinan yang berdiri sendiri dan terdefinisi dengan jelas. Setiap orang atau kelompok muslim berhak untuk menerjemahkan Islam dengan cara atau konteks yang sesuai dengan realitas dan urgensi yang bersangkutan.

Islam Indonesia, yang kadang-kadang disalahpahami sebagai pinggiran berbeda dengan yang ada di semenanjung Arab adalah bagian dari keseluruhan dinamika dunia Islam yang secara tegas telah berkontribusi pada perkembangan dan peningkatan sosial, politik dan ekonomi.

Baca Juga  LP2M UIN Malang Monev Pelaksanaan KKN Persemakmuran di Tulungagung

Konferensi tahunan pertama ini dirancang untuk memperkaya perspektif tentang Islam dalam kaitannya dengan masalah ekonomi, pendidikan, hukum, bahasa, dan sosial.

Sementara itu, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) Ditjen Pendidikan Islam Prof Dr Ahmad Zainul Hamdi MAg dalam pidatonya menyampaikan bahwa  IC-ISLEH merupakan ini adalah forum yang strategis dan bagus untuk membuka perspektif.

“Apa yang kita sebut Islamic sience harus berendah hati untuk terbuka setiap kritik dan harus sesuai dengan kebutuhan. Dan konferensi seperti ini dalam rangka untuk mencari dan membangun masa depan dan peradaban kita yang baik,” pungkasnya. (as/hel)