Korea Utara Bakal Produksi Masal Drone Kamikaze

Korea Utara Bakal Produksi Masal Drone Kamikaze
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (kanan) memantau uji coba drone. (KCNA/KNS/dpa)

INDONESIAONLINE – Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memandu uji coba drone kamikaze dan memerintahkan produksi masal senjata tersebut.

Media pemerintah Korea Utara KCNA pada Jumat (15/11) melaporkan bahwa Kim menekankan pentingnya membangun sistem produksi serial drone dan segera beralih ke produksi masal. Dia juga mengatakan pengenalan drone semacam itu di seluruh dunia memerlukan pembaruan teori militer yang mendesak.

Drone kamikaze, atau dikenal juga dengan amunisi berkeliaran, dilengkapi bahan peledak dan dapat mencapai sasaran di darat maupun di laut. Senjata ini telah digunakan dalam konflik global seperti perang di Ukraina dan Timur Tengah.

Menurut para ahli, kemampuan Korea Utara dalam mengembangkan drone kamikaze mungkin diperoleh karena aliansinya yang semakin erat dengan Rusia. Uji coba dan pengumuman ini bertepatan dengan latihan militer gabungan AS, Korea Selatan, dan Jepang, yang melibatkan kapal induk AS di perairan internasional wilayah tersebut dan kemungkinan dianggap sebagai provokasi oleh Korea Utara.

Kim menyatakan bahwa penggunaan drone untuk kepentingan militer meningkat di seluruh dunia dengan otoritas militer kemungkinan mengakui keberhasilan mereka dalam konflik dengan berbagai skala.

“Perubahan objektif seperti itu menuntut segera dilakukannya pembaruan di banyak bagian teori, praktik, dan pendidikan militer,” kata Kim sebagaimana dikutip KCNA.

Korea Utara dan Rusia baru-baru ini mengesahkan kemitraan strategis yang mencakup pakta pertahanan bersama dengan Korea Utara mengerahkan pasukannya di garis depan barat Rusia dalam perang melawan Ukraina bersama pasukan Rusia.

AS mengumumkan minggu ini bahwa mereka ingin memberikan reaksi yang jelas terhadap dugaan dukungan militer Korea Utara kepada Rusia dalam perang agresi melawan Ukraina. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memperingatkan bahwa Korea Utara akan menghadapi tanggapan keras atas dukungannya kepada Rusia meskipun rinciannya belum dijelaskan.

Menurut intelijen AS, sekitar 10.000 tentara Korea Utara telah dipindahkan ke Rusia dan terlibat dalam operasi tempur di dekat perbatasan Ukraina. Sebagian besar dari mereka ditempatkan di wilayah Kursk, yang baru-baru ini mengalami serangan balasan dari Ukraina. (as/hel)