Korupsi Pertamina, Jerome Polin: Bisa Kuliahkan Hampir Satu Juta Mahasiswa

Korupsi Pertamina, Jerome Polin: Bisa Kuliahkan Hampir Satu Juta Mahasiswa
Influencer pendidikan, Jerome Polin (Ist)

INDONESIAONLINE – Influencer pendidikan Jerome Polin baru-baru ini mengajak publik untuk merenungkan besarnya dampak korupsi, khususnya dalam kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah Pertamina. Melalui video TikTok yang diunggah di akun pribadinya, @jeromepolin, Jerome memaparkan bagaimana dana triliunan rupiah yang hilang akibat korupsi tersebut dapat mengubah wajah pendidikan Indonesia.

Dalam video yang diunggah pada Senin (3/3/2025), Jerome memulai dengan ilustrasi sederhana untuk menggambarkan betapa fantastisnya angka Rp 1 triliun. Ia menjelaskan bahwa dengan menghabiskan Rp 1 miliar per bulan, seseorang membutuhkan 83 tahun untuk menghabiskan uang tersebut.

Bahkan jika pengeluaran ditekan menjadi Rp 500 juta per bulan, uang itu baru akan habis dalam 166 tahun, jauh melampaui umur rata-rata manusia.

“Usia kita enggak sampai segitu. Itu saja sudah dua generasi, guys,” kata Jerome.

Jerome kemudian menghubungkan angka tersebut dengan biaya pendidikan. Ia mengasumsikan biaya kuliah S1 di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) selama empat tahun mencapai Rp 100 juta per mahasiswa. Dengan Rp 1 triliun, 10.000 mahasiswa bisa mendapatkan beasiswa penuh.

Lebih mengejutkan lagi, jika mengacu pada angka dugaan korupsi BBM Pertamina yang mencapai Rp 193,7 triliun, dana tersebut bisa membiayai kuliah sekitar 930.700 mahasiswa hingga lulus.

“Dari setahun lalu saja, yang daftar SNBT cuma 785.000 orang. Artinya, dengan uang hasil korupsi ini, seluruh pendaftar SNBT bisa kuliah dan masih ada sisa dana,” ujar Jerome, merujuk pada Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) untuk masuk PTN.

Tak hanya biaya kuliah, Jerome juga menyoroti potensi pembangunan infrastruktur pendidikan. Dengan asumsi biaya pembangunan satu sekolah beserta fasilitasnya sebesar Rp 1 miliar, maka Rp 1 triliun bisa digunakan untuk membangun 1.000 sekolah baru. Jika dikalikan dengan total dugaan korupsi, maka Indonesia bisa memiliki 193.000 sekolah baru.

Jerome mengaku terkejut dengan hasil perhitungannya. Ia menegaskan bahwa angka-angka tersebut bukan hanya hitungan matematis, melainkan gambaran nyata tentang betapa korupsi menghambat kemajuan bangsa.

“Bayangkan kalau dua kasus korupsi besar ini uangnya dipakai dengan benar. Dialokasikan untuk pendidikan atau pembangunan Indonesia. Bisa semaju apa kita?” ujarnya.

Angka Kerugian Negara Bisa Lebih Besar

Sementara itu, Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung, Harli Siregar, mengungkapkan bahwa angka Rp 193,7 triliun adalah estimasi kerugian negara dalam kasus tata kelola minyak mentah Pertamina sepanjang tahun 2023. Namun, angka ini berpotensi lebih besar karena praktik tersebut diduga telah berlangsung sejak 2018 hingga 2023.

“Secara logika hukum, logika awam, kalau modusnya itu sama, ya, berarti, kan, bisa dihitung, berarti kemungkinan lebih,” ujar Harli beberapa waktu lalu.

Harli menambahkan bahwa angka yang disebutkan saat ini masih merupakan perhitungan sementara. Ia menyoroti bahwa ada beberapa komponen yang menjadi bagian dari kerugian tersebut dan bisa saja terjadi juga di tahun-tahun sebelumnya.

“Misalnya, apakah setiap komponen itu di 2023 juga berlangsung di 2018, 2019, 2020, dan seterusnya?” pungkas Harli.