Beranda

Ledakan di Pelabuhan Strategis Iran Tewaskan 25 Orang: Spekulasi Penyebab dan Bayang-bayang Ketegangan Regional

Ledakan di Pelabuhan Strategis Iran Tewaskan 25 Orang: Spekulasi Penyebab dan Bayang-bayang Ketegangan Regional
Korban tewas ledakan di Pelabuhan Shahid Rajaee, Iran selatan (Ist)

INDONESIAONLINE – Ledakan mematikan di Pelabuhan Shahid Rajaee, Iran selatan, yang terletak di posisi strategis dekat Selat Hormuz, kini dilaporkan telah menewaskan 25 orang dan melukai sekitar 800 lainnya. Insiden pada Sabtu (26/4/2025) ini memicu pertanyaan dan spekulasi, terutama mengingat lokasi vital pelabuhan tersebut dan konteks politik regional yang kompleks.

Secara resmi, kantor bea cukai pelabuhan menduga ledakan tersebut bersumber dari kebakaran di depot penyimpanan bahan kimia atau bahan berbahaya. Laporan awal dari pejabat darurat daerah menyebutkan ledakan kontainer.

Namun, laporan dari media internasional seperti The New York Times, yang mengutip sumber terkait IRGC, menyoroti kemungkinan lain: ledakan natrium perklorat.

Zat ini diketahui merupakan komponen kunci dalam bahan bakar padat yang digunakan untuk rudal, sebuah detail yang menambah lapisan spekulasi terkait sifat insiden tersebut, meskipun otoritas Iran sejauh ini menilainya sebagai kecelakaan.

Ledakan ini terjadi di salah satu pelabuhan tersibuk Iran, yang berfungsi sebagai gerbang penting menuju Selat Hormuz – jalur pengiriman minyak mentah global yang krusial. Kepulan asap hitam tebal masih terlihat pada hari Minggu, meski petugas pemadam kebakaran dilaporkan telah mengendalikan api.

Yang menarik perhatian adalah waktu terjadinya ledakan ini. Insiden tersebut bertepatan dengan pertemuan tingkat tinggi antara delegasi Iran dan Amerika Serikat di Oman untuk membahas program nuklir Teheran. Selain itu, ledakan ini terjadi di tengah ketegangan yang kian memanas dan “perang bayangan” yang telah berlangsung bertahun-tahun antara Iran dan musuh bebuyutannya di kawasan, Israel.

Meskipun belum ada indikasi resmi yang menghubungkan ledakan ini dengan faktor eksternal atau sabotase, dugaan mengenai natrium perklorat dan konteks geopolitik seputar lokasi dan waktu kejadian tak pelak memicu diskusi lebih lanjut mengenai kemungkinan implikasi yang lebih luas dari peristiwa tragis ini. Sementara itu, upaya darurat terus dilakukan untuk menangani ratusan korban luka yang membanjiri pusat-pusat medis di provinsi tersebut.

Exit mobile version