Legenda Panji Tengkorak Hidup Kembali dalam Animasi 3D

Legenda Panji Tengkorak Hidup Kembali dalam Animasi 3D
Falcon Pictures siap merilis film animasi Panji Tengkorak pada 28 Agustus 2025, menghidupkan kembali legenda komik silat fantasi Hans Jaladara (Ist/io)

Falcon Pictures siap merilis film animasi Panji Tengkorak pada 28 Agustus 2025, menghidupkan kembali legenda komik silat fantasi Hans Jaladara. Adaptasi ini menjadi babak baru ambisi industri kreatif Indonesia dalam menggarap Intellectual Property (IP) lokal berstandar global.


INDONESIAONLINE – Salah satu legenda komik silat fantasi Indonesia, Panji Tengkorak, siap kembali menggebrak layar lebar dalam format animasi 3D. Rumah produksi terkemuka, Falcon Pictures, secara resmi mengumumkan tanggal rilis film animasi yang diadaptasi dari karya ikonis Hans Jaladara era 1960-an ini, yaitu pada 28 Agustus 2025.

Langkah ini menandai babak baru dalam upaya industri kreatif nasional menghidupkan kembali Intellectual Property (IP) lokal dan menembus pasar yang lebih luas.

Panji Tengkorak bukan sekadar cerita fiksi, melainkan sebuah fenomena budaya yang telah mengakar kuat di memori kolektif masyarakat Indonesia. Diciptakan oleh komikus legendaris Hans Jaladara—atau akrab disapa Hans—karakter bertopeng tengkorak ini dikenal luas sebagai salah satu komik silat fantasi paling populer, bersanding dengan karya besar lain seperti Si Buta dari Gua Hantu.

Buku Panji Tengkorak karya Hans Jaladara yang ditulis oleh Seno Gumira Ajidarma (Ist)

Perjalanan Panjang Sebuah IP: Dari Komik ke Layar Kaca

Sejak kemunculannya di era 1960-an, popularitas Panji Tengkorak tak hanya berhenti di lembaran komik. Kisahnya telah beberapa kali dialihwahanakan ke berbagai medium, membuktikan daya tariknya yang tak lekang oleh waktu.

Adaptasi layar lebar pertama hadir pada tahun 1971 dengan judul Pandji Tengkorak (judul internasional: The Ghostly Face). Film aksi laga ini menjadi salah satu karya pionir yang merupakan hasil kerjasama antara rumah produksi Indonesia dengan asing dari Hong Kong, dibintangi aktor laga ternama seperti Deddy Sutomo, Shan Kuang Ling Fung, dan Maruli Sitompul.

Kemudian, pada tahun 1983, kisah Panji Tengkorak kembali difilmkan dengan judul Panji Tengkorak vs Jaka Umbaran, mempertemukan karakter ikonik ini dengan lawan baru.

Tak berhenti di layar lebar, Panji Tengkorak juga sempat merambah televisi dalam format sinetron yang ditayangkan oleh Indosiar pada tahun 1996, memperluas jangkauan kisahnya ke generasi yang lebih muda.

Kini, di bawah arahan sutradara Daryl Wilson, Panji Tengkorak akan disajikan dalam balutan animasi modern yang diklaim berstandar internasional. Untuk menghidupkan karakter-karakter legendaris ini, sejumlah aktor dan aktris papan atas dipercaya sebagai pengisi suara.

Denny Sumargo didapuk sebagai suara karakter Panji Tengkorak, sementara Cok Simbara, Aghniny Haque, dan Nurra Datau juga turut ambil bagian.

Penggarapan suara film ini pun bukan tanpa tantangan. Donny Damara dilaporkan sempat mengalami gangguan pita suara saat proses rekaman, sementara Denny Sumargo mengaku “merinding” saat diajak mengisi suara karakter ikonik tersebut, menunjukkan intensitas dan totalitas dalam produksi.

Peluang Emas Industri Animasi Indonesia

Rilis film animasi Panji Tengkorak ini datang di tengah momentum pertumbuhan pesat industri kreatif Indonesia. Berdasarkan data dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) serta Badan Pusat Statistik (BPS), subsektor film, animasi, dan video terus menunjukkan kontribusi yang signifikan terhadap PDB ekonomi kreatif nasional.

Pasar animasi global sendiri diproyeksikan terus tumbuh, membuka peluang besar bagi karya-karya lokal yang memiliki cerita kuat dan kualitas visual kompetitif.

“Adaptasi Panji Tengkorak ke format animasi bukan hanya sekadar nostalgia, melainkan cerminan ambisi industri kreatif Indonesia untuk menghidupkan kembali Intellectual Property (IP) lokal dengan sentuhan modern,” ujar seorang pengamat industri film.

“Dengan kualitas produksi yang serius dan potensi cerita silat fantasi yang unik, Panji Tengkorak bisa menjadi kartu as Indonesia di kancah animasi global, mengikuti jejak keberhasilan studio-studio Asia lainnya,” lanjutnya.

Diharapkan, kehadiran Panji Tengkorak versi animasi ini tidak hanya memuaskan kerinduan para penggemar lama, tetapi juga menarik audiens baru, sekaligus menjadi tonggak penting bagi perkembangan dan pengakuan animasi Indonesia di panggung internasional.