Makam Hewan di Jantung Kota Malang: Ratusan Nisan Muncul di Lahan Kosong

Makam Hewan di Jantung Kota Malang: Ratusan Nisan Muncul di Lahan Kosong
Nisan hewan di lahan kosong di area pemukiman padat. (Foto: TikTok @kamibijakid)

INDONESIAONLINE – Warga di kawasan padat penduduk Jalan Joyo Agung II, Kelurahan Tlogomas, Kota Malang, digemparkan oleh temuan tak lazim: dugaan ratusan makam hewan lengkap dengan nisan di sebuah lahan kosong. Praktik pemakaman yang diperkirakan telah berlangsung lebih dari dua tahun ini baru belakangan menjadi sorotan publik, khususnya setelah munculnya keluhan warga setempat terkait aroma tak sedap yang merebak di area tersebut.

Visual dari unggahan video di TikTok @kamibijakid yang memicu kehebohan, menampilkan tiga nisan berjajar rapi di tengah hamparan tanah lapang berumput. Salah satu nisan bahkan mencantumkan detail “our beloved cat brownie, 0-2-2023 owner: Lauren”, mengindikasikan bahwa makam tersebut telah ada sejak awal 2023.

Dua nisan lainnya bertuliskan “rest in love Kucing Oscar, owner: Vina” dan “in love memoriam baby cat NN,” semuanya ditancapkan di atas gundukan tanah, menyerupai pemakaman manusia pada umumnya.

Keterangan dalam video lebih lanjut menjelaskan bahwa “kuburan kucing” massal ini berada di tengah permukiman padat penduduk, dikelilingi fasilitas publik seperti masjid dan panti asuhan, yang kian memperparah keresahan warga.

Kontroversi pun merebak di jagat maya, membelah warganet antara yang khawatir akan dampak lingkungan dan yang membela praktik penguburan hewan peliharaan.

Salah satu akun, @i**, berspekulasi, “Kayaknya dipeti terus hewannya di bungkus plastik deh. peti sama plastik kan menghambat penguraian. aku tau maksudnya biar dimakamkan dengan baik, cuma kalau dikasih plastik emang sukar terurainya sehingga bikin bau.” Komentar ini menyiratkan kekhawatiran tentang metode penguburan yang mungkin tidak sesuai standar higienis.

Namun, tak sedikit pula warganet yang membantah klaim bau tersebut, berpendapat bahwa penguburan hewan yang benar tidak akan menimbulkan masalah aroma. Seorang pengguna dengan akun @budiastut**** berbagi pengalaman pribadi, “Mana ada sejarah ya nguburin kucing bau nih halaman rumah saya udah ratusan kucing dikubur dari sy masih sekolah sampe sy punya cucu krna kluarga sy pecinta kucing.”

Senada, akun @megala**** menulis, “Hah? Di halaman rumahku ada puluhan kucing rescue meninggal yang aku tanam di pekarangan rumah DAN GAPERNA BAUUU pdhl ga dalem-dalem bgt nanemnya.”

Perdebatan ini menyoroti minimnya regulasi atau panduan jelas mengenai pemakaman hewan peliharaan di area urban padat penduduk. Masalah ini kini tak hanya menjadi isu kenyamanan warga, tetapi juga berpotensi memicu pertanyaan seputar sanitasi lingkungan dan kesehatan masyarakat.

Hingga berita ini ditulis, upaya konfirmasi kepada pihak berwenang, termasuk Pemerintah Kota Malang dan dinas terkait, masih terus dilakukan. Pihak berwenang diharapkan segera turun tangan untuk menelusuri dugaan ini, meninjau ulang regulasi terkait pemakaman hewan, dan mencari solusi komprehensif demi kenyamanan dan kesehatan warga di Jalan Joyo Agung II, Tlogomas.

Sejauh mana praktik pemakaman hewan ini diizinkan di permukiman padat dan bagaimana penanganannya ke depan, masih menjadi pertanyaan yang membutuhkan jawaban konkret (bn/dnv).