INDONESIAONLINE – Lagu-lagu daerah semakin sayup di telinga. Bahkan mungkin sudah sulit didengar di berbagai sekolahan, dihajar lagu-lagu dewasa dari berbagai genre dan mancanegara.

Kondisi ini yang membuat Museum Musik Indonesia (MMI) menggelar Nusantara Bernyanyi dengan lomba nyanyi lagu daerah di Matos, Kota Malang.

Ketua Museum Musik Indonesia Ratna Sakti Wulandari menyampaikan, Nusantara Bernyanyi memang bertujuan untuk memasyarakatkan (lagi) lagu-lagu daerah.

Respon dalam lomba, lanjut Nana-sapaan akrab Ketua MMI- antusias peserta terbilang tinggi.

“Membahagiakan sekali buat saya dan tentunya MMI. Respon anak-anak peserta dan masyarakat lainnya sangat positif. Semoga lagu-lagu daerah ini semakin memasyarakat,” ucap Nana.

Melihat antusias tinggi tersebut, lanjutnya, ke depan MMI ingin berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan Kota Malang dalam menggelorakan (lagi) lagu-lagu daerah di kalangan anak muda di tengah gencarnya serangan lagu-lagu barat di berbagai platform media.

Baca Juga  Hindari Kerumunan, Rayz UMM Hotel Malang Siapkan Alternatif Liburan Tahun Baru

“Kita juga ingin agar lagu-lagu daerah dapat dimasukkan sebagai muatan lokal di setiap sekolah. Sehingga anak-anak lebih merasa memiliki Indonesia,” pungkas Nana.

Antusias Peserta

Antusias peserta terlihat di final Nusantara Bernyanyi. Sejumlah peserta menampilkan vokal terbaik dan juga menyuguhkan kostum dan koreografi menarik.

Contohnya penampilan MIBand, salah satu finalis Vokal Group kategori SD yang mencuri perhatian penonton yang hadir memadati rooftop Matos.

Ryu Candika Septi Dwiawan dan kawan-kawannya menampilkan pakaian adat Papua dan membawakan lagu Yamco Rambe Yamco. Lengkap dengan koreografi yang menarik.

“Nyanyi lagu daerah cukup mudah kalau dibanding dengan nyanyi lagu K-Pop,” kata Ryu.

Sementara pelatih vokal dan koreografi MIBand Yuke Oktaf mengapresiasi MMI mengadakan lomba seperti ini. Yuke juga menyarankan agar MMI maupun pihak-pihak terkait terus berkampanye mempopulerkan kembali lagu-lagu daerah. Karena lagu daerah dianggap cukup bermanfaat bagi anak-anak.

Baca Juga  Sinopsis Ikatan Cinta RCTI 8 Desember 2021, Rafael Ngadu ke Al Sempat Lihat Cowok Tanya-Tanya soal Andin di Kampus

Ia memberi contoh misalnya untuk lagu Jaranan, maka aksesoris mainan kuda-kudaan bisa dibuat dari bahan-bahan yang ada di sekitar seperti pelepah pisang.

“Kedepan acara seperti ini bisa dilakukan di Car Free Day atau workshop ke sekolah-sekolah. Nantinya juga bisa diramaikam di media sosial seperti TikTok maupun Instagram. Baru setelah itu bisa digelar lomba-lomba di kemudian hari,” ungkap Yuke (hs/dnv).