Malang Raya bersiap menjadi kawasan megapolitan. Simak rencana besar konektivitas transportasi, dari tol Malang-Kepanjen, tol wisata, hingga skytrain yang akan mengubah wajah tiga daerah.
INDONESIAONLINE – Bukan sekadar wacana, sebuah cetak biru ambisius tengah dirancang untuk masa depan Malang Raya. Visi besarnya adalah mengubah aglomerasi Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kota Batu menjadi sebuah kawasan megapolitan yang terintegrasi penuh.
Jantung dari transformasi ini terletak pada satu kata kunci: konektivitas. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang kini menjadi salah satu motor penggerak utama untuk merajut urat nadi transportasi yang akan menjadi fondasi megapolitan.
Pemerintah pusat dan Provinsi Jawa Timur telah memberi sinyal hijau, menetapkan Malang Raya sebagai calon kawasan megapolitan. Namun, status ini tidak datang dengan sendirinya. Ia menuntut prasyarat mutlak, yakni sinergi dan keterhubungan yang mulus antar tiga wilayah.
“Salah satu persyaratan megapolitan itu kan harus ada konektivitas tiga wilayah ini. Dan konektivitas yang paling fundamental adalah transportasi,” ungkap Tomie Herawanto, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Malang.
Menurut Tomie, ini bukan hanya soal menambah jumlah angkutan, tetapi merancang sebuah ekosistem pergerakan yang efisien. Ini mencakup infrastruktur jalan, moda transportasi modern, hingga regulasi yang sinkron antar tiga pemerintah daerah.
Tiga Pilar Infrastruktur: Cetak Biru Konektivitas
Analisis mendalam telah melahirkan beberapa mega proyek yang dianggap sebagai solusi percepatan. Tiga pilar utama telah diidentifikasi sebagai pengubah permainan (game-changer) bagi masa depan mobilitas Malang Raya.
Tol Malang – Kepanjen: Membuka Gerbang Selatan
Dorongan kuat kini diarahkan ke pemerintah pusat untuk merealisasikan pembangunan jalan tol yang menghubungkan jantung Kota Malang dengan Kepanjen, ibu kota Kabupaten Malang. Proyek ini krusial untuk memecah kepadatan di jalur arteri utama dan mempercepat pergerakan logistik serta manusia dari dan ke wilayah selatan yang potensial.
Tol Wisata: Jalur Sutra Modern Lintas Daerah
Rencana besar lainnya adalah pembangunan jalan tol wisata yang membentang dari Sukorejo (Kabupaten Pasuruan), melintasi Kabupaten Malang, Kota Batu, hingga Kediri.
“Ini secara langsung akan menjangkau keterhubungan antara Kabupaten Malang dengan Kota Batu,” tutur Tomie.
Jalan tol ini tidak hanya berfungsi sebagai pemecah kemacetan di jalur wisata yang terkenal padat, tetapi juga sebagai katalisator ekonomi yang menghubungkan beberapa destinasi unggulan Jawa Timur.
Skytrain: Lompatan Futuristik Transportasi Urban
Mungkin yang paling ambisius adalah pembahasan awal mengenai pembangunan skytrain (kereta layang). Moda transportasi massal modern ini digadang-gadang akan menjadi tulang punggung mobilitas urban yang menghubungkan titik-titik vital di tiga daerah.
Jika terwujud, Skytrain akan menjadi simbol kemajuan dan solusi jangka panjang untuk mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi.
Data Bicara: Urgensi di Balik Proyek Raksasa
Rencana ini bukan tanpa alasan kuat. Data menjadi justifikasi utama di balik urgensi pembangunan infrastruktur masif ini.
Beban Populasi dan Ekonomi
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur tahun 2023, total populasi di Malang Raya (Kabupaten Malang, Kota Malang, Kota Batu) mencapai lebih dari 3,7 juta jiwa.
Kawasan ini juga merupakan kontributor Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya Raya, dengan total PDRB atas dasar harga berlaku mencapai lebih dari Rp 215 triliun pada tahun 2022. Angka ini menunjukkan beban ekonomi dan demografis yang sangat besar bagi infrastruktur yang ada.
Volume Kendaraan
Data dari Dinas Perhubungan menunjukkan volume kendaraan di titik-titik perbatasan antar wilayah, seperti Jalan Raya Karanglo, kerap mengalami saturasi pada jam sibuk dan akhir pekan. Tanpa terobosan, kemacetan diprediksi akan semakin parah dan menghambat laju pertumbuhan ekonomi.
Dengan luas wilayah yang dominan, Kabupaten Malang akan menjadi arena utama bagi pembangunan ini. “Wilayah Kabupaten Malang akan menjadi titik yang akan mengelola infrastuktur paling besar serta paling banyak dilewati oleh kendaraan,” tambah Tomie, menegaskan posisi strategis kabupatennya.
Optimisme Tiga Nahkoda
Kunci keberhasilan proyek raksasa ini adalah komitmen bersama. Tomie menegaskan bahwa ketiga kepala daerah di Malang Raya telah menunjukkan respons positif dan sepakat untuk membawa proposal konektivitas ini ke tingkat nasional.
“Pada tahap awal ini kami sampaikan konektivitas dari segi transportasi untuk disampaikan ke pemerintah pusat. Dari sisi perencanaan sudah ada. Mudah-mudahan ini menjadi upaya percepatan, dalam waktu lima tahun ketiga kepala daerah ini menjabat, semoga bisa terwujud,” pungkasnya dengan nada optimis.
Peta jalan telah terbentang. Mimpi Malang Raya sebagai megapolitan modern, efisien, dan berdaya saing tinggi kini bergantung pada realisasi proyek-proyek konektivitas ini. Jika berhasil, ia tidak hanya akan mengubah wajah transportasi, tetapi juga masa depan jutaan warganya (to/dnv).