INDONESIAONLINE – Belakangan ini, video penyanyi Lewis Capaldi yang mengalami sindrom Tourette saat sedang tampil di sebuah konser di Frankfurt, Jerman viral di media sosial. 

Dalam video yang beredar di Tiktok diunggah akun @katharina.shry, penyanyi yang berasal dari Skotlandia tersebut tampak melakukan tic, gerakan atau ucapan berulang yang di luar kendali saat sedang membawakan lagu “Someone You Loved” di akhir konsernya.

Lalu penyanyi berusia 26 tahun itu mulai menjauh dari microfon dan tampak hanya bisa menggerakan kepala serta bahunya.

Menyadari hal itu, penonton pun segera mengambil alih lagu yang sedang dinyanyikan idolanya itu. Para penonton akhirnya menyelesaikan lagu tersebut bersama band yang mengiringinya.

Apa itu Sindrom Tourette?

Menurut laman National Health Services (NHS) di Inggris, sindrom Tourette adalah suatu kondisi yang menyebabkan seseorang mengeluarkan suara dan gerakan yang tidak disengaja yang disebut tics. 

Biasanya dimulai saat masa kanak-kanak, tetapi tics dan gejala lainnya dapat membaik setelah beberapa tahun dan terkadang hilang sama sekali. Tidak ada obat untuk sindrom Tourette, tetapi pengobatan dapat membantu mengelola gejala.

Orang dengan sindrom Tourette mungkin juga mengalami gangguan obsesif kompulsif (OCD), gangguan hiperaktif defisit perhatian (ADHD), atau kesulitan belajar.

Gejala utama sindrom Tourette adalah tics. Mereka biasanya muncul pada masa kanak-kanak antara usia dua dan 14 (rata-rata sekitar 6 tahun). Orang dengan sindrom Tourette memiliki kombinasi tics fisik dan vokal.

Contoh tics fisik meliputi berkedip, mata bergulir, meringis, mengangkat bahu, kepala atau melompat, berputar-putar, dan menyentuh benda orang lain.

Contoh tics vokal seperti mendengkur, pembersihan tenggorokan, siulan, batuk, mengucapkan kata dan frasa acak. 

Tics biasanya tidak berbahaya bagi kesehatan seseorang secara keseluruhan, tetapi tics fisik seperti menyentak kepala bisa menyakitkan.

Tics mungkin kurang terlihat selama aktivitas yang melibatkan konsentrasi tingkat tinggi, seperti membaca buku yang menarik atau berolahraga. 

Seseorang harus menghubungi dokter jika mulai mengalami tics. Banyak anak mengalami tics selama beberapa bulan sebelum tumbuh dewasa, jadi tics belum berarti anak menderita sindrom Tourette.

Perawatan untuk tics bisa dilakukan dengan terapi dan obat. Sementara itu, penyebab sindrom Tourette masih tidak diketahui. Diperkirakan ada permasalahan bagian otak yang membantu mengatur gerakan tubuh. 

Untuk alasan yang tidak diketahui, anak laki-laki lebih mungkin terkena sindrom Tourette dibandingkan anak perempuan.

You May Also Like

Warga Kota Kediri 50 ke Atas Mulai Dapat Jatah Vaksin Booster

INDONESIAONLINE – Pemandangan tak biasa, tampak di lobby RSUD Kilisuci Kota Kediri,…

Banyuwangi Mulai Gelar Program Vaksinasi untuk Anak

H Mujiono, Sekda Kabupaten Banyuwangi (Nurhadi Banyuwangi/ JatimTIMES) JATIMTIMES– Pemerintah Kabupaten (Pemkab)…

Kata Dokter Boyke Soal Saran BKKBN Agar Tak Hamil Di Atas Usia 30 Tahun

INDONESIAONLINE – Baru-baru ini, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memberikan…

PDGI Malang Raya Peringati HUT ke-73 PDGI dengan Family Gathering dan Talkshow

INDONESIAONLINE – Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Cabang Malang Raya menggelar Family…