Menkes Budi Dapat Somasi soal Nyamuk Wolbachia, Ini Tanggapannya

INDONESIAONLINE – Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin kembali mendapat somasi terkait penggunaan teknologi nyamuk ber-Wolbachia.

Menkes Budi Gunadi menyatakan situasi tersebut pernah terjadi saat pemberian vaksinasi Covid-19 yang juga ditolak oleh sebagian masyarakat. Kendati demikian, pihaknya tetap melanjutkan program itu karena terbukti secara ilmiah.

“Wolbachia ini secara ilmiah sudah terbukti menurunkan insiden [demam berdarah] dengue di Jogja. Dan itu sudah jalan 10 tahun. Ini juga di WHO sudah diterima sebagai salah satu metode untuk bisa mengurangi dengue. Sudah masuk jurnal-jurnal ilmiah,” katanya saat ditemui wartawan di Gedung Kemenkes RI, Jakarta Selatan, dikutip Sabtu (23/12/2023).

Menurutnya, kelompok yang menolak penerapan teknologi Wolbachia untuk mengurangi risiko DBD merupakan kelompok yang sama dengan yang menolak vaksin Covid-19. Budi mengaku juga pernah mendapatkan somasi terkait vaksinasi. “Dan ini kalo saya lihat yang menolak Wolbachia itu adalah sama persis, orang-orang sama yang menolak vaksin. Saya kembalikan ke masyarakat saja, lebih percaya yang mana,” tuturnya.

Baca Juga  Puncak Peringatan Haornas 2022, Wabup Blitar Jalan Sehat Bareng KONI dan Forkopimda

Dia melanjutkan, Kemenkes akan terus meneruskan program nyamuk ber-Wolbachia karena terbukti bermanfaat untuk masyarakat. Pihaknya akan berupaya memberikan penjelasan saintifik yang mudah dipahami orang awam.

“Kita percaya bahwa ini bermanfaat buat masyarakat, ya kita tetap jalankan. Sama seperti Wolbachia. Yang akan kita lakukan adalah menjelaskan secara lebih saintifik ke masyarakat untuk memahami,” pungkas Budi.

Dilansir dari Bisnis.com, sejumlah organisasi masyarakat melayangkan somasi terhadap Budi Gunadi Sadikin selaku Menkes RI untuk menghentikan tindakan penyebarluasan nyamuk yang dimodifikasi dengan bakteri Wolbachia, karena dianggap dapat menimbulkan wabah baru. Kemenkes sendiri telah menerapkan inovasi teknologi Wolbachia untuk menurunkan penyebaran DBD di Indonesia. Efektivitas teknologi Wolbachia telah diteliti sejak 2011 oleh World Mosquito Program (WMP) dan Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.

Baca Juga  Punya Paket Pernikahan, Rayz UMM Hotel Malang Gandeng Fillea Dekorasi Ikuti Wedding Exhibition 2022

Wolbachia merupakan bakteri yang hanya dapat hidup di dalam tubuh serangga, termasuk nyamuk. Berdasarkan sifat alaminya, Wolbachia tidak dapat bertahan hidup di luar sel tubuh serangga dan tidak bisa mereplikasi diri tanpa bantuan serangga inangnya. Bakteri Wolbachia secara alami ditemukan di dalam tubuh nyamuk aedes albopictus.