INDONESIAONLINE – Di penghujung bulan Ramadan, umat Islam di seluruh dunia bersiap menyambut malam penuh misteri dan keberkahan, Lailatul Qadar. Malam yang nilainya melebihi seribu bulan ini menjadi momen istimewa untuk memanjatkan doa dan memohon ampunan Allah SWT.

Sejarah Lailatul Qadar: Bermula dari Keresahan Nabi Muhammad SAW

Kisah Lailatul Qadar erat kaitannya dengan keresahan Nabi Muhammad SAW. Beliau khawatir umatnya yang memiliki usia lebih pendek dibandingkan nabi-nabi terdahulu akan kesulitan dalam meraih pahala yang sama.

Sebagai jawaban atas keresahan tersebut, Allah SWT memberikan Lailatul Qadar sebagai hadiah istimewa bagi umat Nabi Muhammad SAW.

Malam ini dikaruniai keutamaan yang setara dengan seribu bulan, memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk memperbanyak pahala dalam waktu singkat.

Baca Juga  Bapak Kucing Julukan yang Disematkan ke Abu Hurairah

Banyak yang meyakini bahwa Lailatul Qadar jatuh pada 10 malam terakhir Ramadan. Namun, Gus Baha, seorang ulama ternama, memberikan pandangan berbeda.

Menurutnya, mencari Lailatul Qadar tidak hanya terbatas pada 10 malam terakhir. Berdasarkan surat Al-Baqarah ayat 185, seluruh bulan Ramadan adalah bulan yang mulia.

Oleh karena itu, kesungguhan dalam mencari Lailatul Qadar dapat ditunjukkan dengan melaksanakan ibadah puasa, membaca Alquran, salat tarawih, dan menjauhi maksiat sejak awal Ramadan.

Tanda-Tanda Kedatangan Lailatul Qadar

Meskipun tersembunyi di balik misteri, Lailatul Qadar menunjukkan beberapa tanda-tanda kedatangannya. Berikut beberapa tanda yang dapat diamati:

  • Udara dan angin yang terasa sejuk dan menyejukkan.
  • Langit tampak bersih tanpa awan.
  • Matahari terbit tidak begitu menyengat di pagi hari.
  • Malam terlihat cerah dan tidak gelap seperti malam biasa.
  • Malaikat turun membawa ketenangan, membuat manusia merasakan nikmatnya beribadah (ina/dnv).
Baca Juga  6 Doa Ini Dilarang dalam Islam