Beranda

Nasib Haji Koboi dan Badal Terancam di Bawah Aturan Ketat Haji Arab Saudi 2024

Nasib Haji Koboi dan Badal Terancam di Bawah Aturan Ketat Haji Arab Saudi 2024

INDONESIAONLINE – Pemerintah Arab Saudi menerapkan aturan ketat untuk pelaksanaan ibadah haji tahun 2024. Tujuannya meningkatkan keamanan dan kenyamanan para jamaah. Namun, aturan ini memicu kekhawatiran terkait nasib haji koboi dan badal haji.

Haji koboi mengacu pada jemaah yang menggunakan visa ziarah untuk melaksanakan ibadah haji, sedangkan badal haji adalah pelaksanaan ibadah haji untuk orang yang meninggal atau tidak mampu menunaikannya sendiri.

Melansir YouTube Mas Awiee, seorang Warga Negara Indonesia (WNI) yang bekerja di Arab Saudi mengatakan, pengetatan aturan ini meliputi pemeriksaan ketat di perbatasan Kota Makkah dan sanksi denda hingga deportasi bagi pelanggar. Hal ini dikhawatirkan akan menjerat haji koboi dan badal haji yang biasanya tidak memiliki tasrih haji resmi.

“Cara pengetatan pemerintah Arab Saudi dilakukan dengan memeriksa di perbatasan masuk Kota Makkah. Selain itu, ada aturan pengetatan lain, misalnya dengan denda hingga deportasi dan lain sebagainya,” ungkap Mas Awiee, dikutip Sabtu (18/5/2024).

Tasrih haji adalah surat izin kolektif khusus bagi jamaah haji Indonesia. Sedangkan Haji Koboi dan Badal Haji adalah orang-orang yang melaksanakan haji tanpa tasrih. Hal ini biasanya terjadi lantaran harga tasrih haji yang mahal.

Menurut Mas Awiee, harga tasrih haji paling murah yakni 4.000 Riyal atau Rp 17 juta di tahun 2024. Sedangkan bujet haji badal biasanya seharga Rp 15 juta. “Karena harga yang mahal itulah, tak jarang WNI yang tinggal di Arab Saudi melaksanakan badal haji tanpa tasrih,” ungkapnya.

Bagi WNI di Makkah yang ingin melaksanakan badal haji, Mas Awiee memberikan beberapa saran. Seperti menggunakan bus bertasreh untuk ke Mina saat 9 Dzulhijah karena kendaraan pribadi tidak diizinkan.

“Harganya mungkin sekitar 100 riyal untuk bus ke Mina,” jelasnya.

Selain itu, bagi warga Indonesia yang memesan haji badal kepada WNI di Makkah, agar meminta video setiap pelaksanaan haji. Misalnya minta video saat di Mina dan lainnya. “Jangan cuma minta sertifikat ya, soalnya minta sertifikat saja itu meragukan,” pungkas Mas Awiee (bn/dnv).

Exit mobile version