INDONESIAONLINE – Neraca perdagangan Jatim kembali mengalami defisit. Dalam laporan terbarunya, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur (Jatim) mencatat  defisit neraca perdagangan Jatim periode Januari 2024 mencapai USD 426,72 juta.

“Hal ini disebabkan oleh adanya defisit nilai perdagangan pada sektor migas yang lebih tinggi dibandingkan surplus pada sektor nonmigas,” tulis BPS Jatim dikutip dari laporan terbarunya, Selasa (5/3/2023).

Besarnya impor migas yang berbanding terbalik dengan kinerja ekspor migas Jatim menyebabkan angka defisit dagang tak terhindarkan. Defisit perdagangan pada sektor migas di Jatim mencapai USD 489,31 juta. Sedangkan nominal surplus perdagangan di sektor nonmigas sebesar USD 62,59 juta.

“Kondisi ini membuat sektor migas dan nonmigas perlu peningkatan kinerja agar neraca perdagangan Jawa Timur dapat berubah menjadi surplus,” sebut BPS.

Jika dibandingkan dengan Desember 2023, defisit neraca perdagangan Jatim Januari 2024 terbilang menurun. Pada Desember 2023 lalu, BPS mencatat neraca dagang Jatim mengalami defisit sebesar USD 489,14 juta. Sedangkan secara kumulatif sepanjang 2023, defisit neraca perdagangan Jatim mencapai USD 6,54 miliar.

Baca Juga  MPM Honda Jatim Ajak Mahasiswa UISI Jadi Generasi #Cari_Aman Agar Peduli Keselamatan Berkendara

Defisit perdagangan di Jatim tak lepas dari capaian impor migas yang masih besar, meski mengalami penurunan. Pada Januari 2024, impor migas ke Jatim turun sebesar 17,88 persen, yaitu dari USD 700,87 juta menjadi USD 575,53 juta.

Meskipun demikian nilai impor migas ini justru meningkat sebesar 79,81 persen bila dibandingkan dengan bulan Januari 2023. Pada Januari 2024 ini, impor migas menyumbang 23,81 persen dari total impor Jatim.

Sementara itu, nilai ekspor sektor migas pada bulan Januari 2024 naik sebesar 413,42 persen dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari USD 16,79 juta menjadi USD 86,22 juta. Jika dibandingkan dengan Januari 2023, nilai ekspor migas juga mengalami kenaikan sebesar 13,56 persen.

Hanya saja, nilai ekspor sektor migas tersebut hanya memiliki peranan sebesar 4,33 persen terhadap total ekspor Jawa Timur pada bulan Januari 2024. Dengan kinerja ekspor-impor tersebut, masih terdapat defisit pada perdagangan migas sebesar USD 489,31 juta.

Baca Juga  Peduli, MPM Honda Jatim Beri Pelatihan Mekanik Penyandang Disabilitas

Komoditas impor ke Jatim dengan nilai tertinggi pada Januari 2024 adalah bahan bakar motor tanpa timbal dari RON 90 dan lebih tetapi di bawah RON 97 tidak dicampur. Besaran nilai impor komoditas tersebut mencapai  USD 289,65 juta atau turun sebesar 18,73 persen dibanding bulan sebelumnya. Komoditas tersebut mayoritas diimpor dari Singapura sebesar USD 183,48 juta.

Komoditas impor tertinggi berikutnya adalah komoditas bahan bakar kendaraan bermesin diesel dengan nilai impor sebesar USD 125,81 juta. Impor komoditas ini naik sebesar 29,33 persen dibandingkan bulan Desember 2023. Adapun asal negara impor komoditas ini mayoritas berasal dari negara Singapura dengan nilai sebesar USD 71,97 juta. (mca/hel)