INDONESIAONLINE – Jenazah 6 korban kecelakaan bus vs kereta tiba di rumah duka di Desa Batangsaren, Kecamatan Kauman, Kabupaten Tulungagung. Korban bernama Guntur (35), yang sebelumnya dirujuk ke Rumah Sakit Syaiful Anwar Malang (RSAA), tiba di rumah duka, Senin (28/2/2022) siang.

Dari informasi yang dihimpun, saat dirujuk, pihak rumah sakit melakukan screening dan diketahui pasien tersebut positif Covid-19. Kemudian korban dirawat dan dirawat, namun nyawa Guntur tak tertolong dan menghembuskan nafas terakhirnya.

“Rumah sakit memastikan yang bersangkutan positif Covid-19, sehingga pemakaman menggunakan protokol kesehatan,” kata Ahmad Tohari, Kasun Sindon, Desa Batangsaren, Kecamatan Kauman.

Atas kabar tersebut, pihak keluarga tidak keberatan dan meminta agar jenazah dibuka sebelum dimakamkan. “Awalnya pihak keluarga minta dibuka dulu sebelum dikebumikan,” kata Kasun yang akrab disapa Hari.

Karena pendekatan yang dilakukan pihak keluarga, menurut Hari, mereka akhirnya menerima pemakaman dengan prokes. “Akhirnya pihak keluarga bisa menerima,”.

Begitu jenazah Guntur tiba, keluarga dan warga yang sudah menunggu untuk berdoa dari jarak yang telah ditentukan dan peti mati masih ditutup.

“(Peti mati) jangan dibuka,” jelasnya.

Petugas dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap akhirnya menurunkan dan menguburkan jenazah yang jenazahnya bersebelahan dengan istrinya Evi Mufidatul Afifah (32) yang sudah meninggal sehari sebelumnya.

Sebelumnya diberitakan KA Doho tujuan Blitar – Kertosono marah Bus Harapan Jaya AG 7679 AS di Desa Ketanon, Kecamatan Kedungwaru pada Minggu (27/2/2022) pukul 05.16 WIB. Bus yang terdiri dari tombongan karyawan toko plastik itu rencananya akan berangkat ke Malang untuk rekreasi. Ada tiga bus yang berangkat, tetapi satu bus di tengah bernasib malang karena melintasi rel tanpa palang. Akibat kejadian ini, 6 orang dinyatakan tewas dan puluhan lainnya menjalani perawatan karena luka-lukanya.