INDONESIAONLINE Digitalisasi tidak bisa dihindari. Pendidikan menjadi salah satu sektor yang terdampak. Apalagi di masa pandemi, banyak tantangan yang harus diwaspadai oleh setiap komponen yang terlibat di dalamnya. Demikian diungkapkan Sekretaris Daerah Kota Kediri, Bagus Alit, dalam Musyawarah Daerah (Muswil) 5 Jaringan Sekolah Islam Terpadu Indonesia (JSIT), Minggu, (27/2).

Bagus mengatakan, saat ini baik pemerintah maupun masyarakat dihadapkan pada disrupsi dalam dunia pendidikan. “Guru dan siswa dipaksa beradaptasi dengan metode pembelajaran tatap muka (PTM), online dan hybrid (online+offline),” kata Bagus Alit, Minggu, (27/2).

Dalam acara yang digelar di salah satu hotel di Kota Kediri tersebut, pihaknya juga menyampaikan bahwa ada beberapa kelemahan dari pembelajaran online dan/atau hybrid learning ini.

“Ada beberapa hal yang kurang dari pembelajaran online yaitu dimensi sikap siswa dan tidak adanya feedback guru setelah siswa mengerjakan tugas sehingga berdampak pada kurangnya pemahaman siswa terhadap belajar,” jelasnya.

“Ingat, internet dan media online hanya alat untuk belajar. Konten internet dapat membuat siswa mengetahui segalanya. Namun, itu tidak cukup untuk memberikan kecerdasan sosial dan emosional,” kata Bagus.

Menurutnya, hal ini menjadi tantangan bagi guru dan lembaga pendidikan untuk memberikan pendidikan yang berkualitas di tengah pandemi sekaligus memperkuat literasi digital dalam kehidupan sehari-hari siswa. “Siswa perlu dibekali dengan keterampilan yang dibutuhkan di masa depan,” kata Bagus.

Lebih lanjut, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang juga hadir dalam acara tersebut juga mengungkapkan hal yang sama. Menurutnya, proses Tarbiyah tidak bisa dilakukan secara utuh melalui pembelajaran virtual.

“Makanya menjadi tantangan kita bersama bagaimana pembentukan karakter siswa tetap bisa berjalan beriringan dengan prestasi akademik. Karena tidak mudah mengukur karakter, apalagi secara virtual, karena setiap anak memiliki saudara untuk mengukur moralitas dan moralitas, ” jelasnya, Minggu, (27). /2).

“Pekerjaan rumah kita bersama adalah bagaimana meraih prestasi akademik beserta konsep moralitas yang komprehensif,” imbuhnya.

Karena menurut Gubernur Khofifah, transformasi digital dan proses membangun ukhuwah harus terintegrasi. Menanyakan bagaimana membangun ukhuwah yang inklusif bukan eksklusif.

Sebagai informasi, Muswil JSIT Indonesia untuk wilayah Jawa Timur digelar selama dua hari, mulai Minggu (27/2) hingga Senin (28/2). Sementara itu, kegiatan ini diikuti oleh sedikitnya 130 pengurus JSIT dari masing-masing wilayah di Jawa Timur.