INDONESIAONLINE – Kopi angkringan sudah tidak asing lagi bagi kalangan penikmat kopi. Namun, suasana berbeda ditawarkan sejumlah angkringan kopi di Jombang. Penjualnya yang cantik-cantik pastinya membuat betah para pengunjung.

Belakangan ini banyak bermunculan kopi angkringan di kota santri. Berbeda dari angkringan biasanya, angkringan di kota santri ini penjualnya hampir semua wanita yang masih berusia muda sekitar 16-23 tahun.

Angkringan tersebut bisa kalian temukan di sepanjang Jalan Gus Dur. Dari ujung timur hingga ujung barat atau dari di depan kampus Undar hingga bundaran Ringin Contong. Sisi kiri kanan jalan berderet sedikitnya ada 16 angkringan dengan penjualnya yang cantik-cantik.

Tentunya, pemandangan tersebut membuat pengguna jalan yang melintas terpikat untuk menikmati kopi di angkringan cantik itu. Seperti salah satunya Prasetiya (25). Pemuda asal Kabupaten Nganjuk itu dalam perjalanan pulang kerja dari Kecamatan Mojoagung menuju rumahnya.

Ia sengaja mampir di kopi angkringan depan kampus Undar untuk beristirahat. Selain itu, ia memilih angkringan tersebut karena tertarik dengan penjualnya yang terlihat cantik.

“Ini tadi pulang kerja, mampir dulu istirahat. Di sini enak, sejuk dan pemandangannya bagus. Penjualnya cantik,” ujarnya saat diwawancarai wartawan, Jumat (2/9/2022).

Angkringan di Jalan Gus Dur ini memang banyak dijaga kaum hawa yang berparas cantik. Mereka rata-rata berusia 16-20 tahun. Salah satunya Devita Auliya Cahyaningtiyas. Gadis berusia 16 tahun asal Kecamatan Diwek ini baru 3 bulan menjadi karyawan angkringan di depan kampus Undar. Selama berjualan, ia sengaja berdandan cantik agar menarik pelanggan. Selain itu, ia juga berusaha ramah dengan pengunjung agar kembali lagi ke angkringannya.

Baca Juga  Kapolri Mutasi Pati dan Pamen, Ada Nama Kombes Yulius yang Terjerat Kasus Narkoba

“Ini sebagai strategi marketing dari cewek yang jaga ya. Agar menarik perhatian pelanggan. Juga sebagai teman ngobrol, teman curhat agar pelanggan nyaman dan kembali lagi ke sini,” ujarnya saat ditemui wartawan angkringannya.

Angkringan yang dijaga Devita ini buka mulai pukul 19.00-24.00 WIB pada hari biasa. Untuk malam minggu ia berjualan sampai dini hari sekitar pukul 01.00 WIB. Devita mengaku, tak jarang ia digoda dengan para pelanggannya yang rata-rata cowok. Seperti dirayu hingga dimintai nomer telepon. Kendati begitu, ia mencoba tetap bersikap ramah dengan pengunjung agar tidak kehilangan pelanggan.

“Kalau jail ndak sih. Cuman bercandaan begitu, menggoda tapi ya ndak apa-apa cuman bercandaan. Kadang ada yang mintai nomer, buat langganan. Seperti tanya sudah buka apa belum,” ucapnya.

 

Baca Juga  Berburu Olahan Kopitiam Khas Singapura? Kedai di Kota Batu Ini Cocok Masuk Agenda Kalian

Kopi angkringan di sepanjang Jalan Gus Dur yang penjualnya hampir semua gadis remaja itu nyaris tak pernah sepi pengunjung. Bahkan, setiap malam minggu semua kopi angkringan di sini selalu penuh pelanggan.

Seperti yang diucapkan oleh Ananda Naila (19). Gadis asal Kecamatan Tembelang ini sudah berjualan kopi angkringan sejak 2,5 tahun lalu. Sejak kelas 2 SMA hingga sekarang, ia membuka kopi angkringan di depan GOR Merdeka Jombang mulai pukul 19-01.00 WIB.

Ia mengaku, setiap harinya mampu mendapatkan penghasilan sekitar Rp 150-200 ribu. Keuntungan lebih besar biasa ia dapatkan ketika hari Jumat-Minggu sekitar Rp 400-450 ribu dalam sehari.

“Pembeli itu banyaknya kalau malam hari. Omzetnya kalau hari biasa itu Rp 150-200 ribu. Kalau hari Jumat, Sabtu dan Minggu itu Rp 400-450 ribu,” terangnya.

Menu di angkringan Jalan Gus Dur ini kebanyakan sama. Yakni kopi, teh, susu jahe dan minuman saset dingin. Juga nasi bungkus dan cemilan berupa gorengan. Juga ada sate-satean seperti sate usus ayam, sate telur puyuh dan lainnya. Harganya juga masih sebatas normal. Yakni menu minuman antara Rp 4-5 ribu, sate-satean dihargai Rp 3 ribu dan nasi bungkus rata-rata Rp 7 ribu.