Olahraga saat Puasa, Ini 5 Waktu Terbaik

Olahraga saat Puasa, Ini 5 Waktu Terbaik
Dua wanita sedang berolahraga. Saat berpuasa, berolahraga tidak ada salahnya untuk menjaga kebugaran tubuh. (foto: istock)

INDONESIAONLINE – Berolahraga saat menjalani puasa tidak ada salahnya untuk menjaga badan tetap bugar. Hanya, berolahraga saat puasa tidak bisa sembarangan. Ada baiknya mempertimbangkan beberapa rekomendasi waktu yang cocok saat puasa.

Dokter Dion Haryadi, dokter umum yang juga aktif sebagai content creator, memberikan rekomendasi olahraga dengan waktu yang tepat selama bulan Ramadan. Hanya, aktivitas itu harus disesuaikan dan kebutuhan masing-masing tubuh.

“Ini  5 waktu terbaik yang bisa saya rekomendasikan buat kamu yang puasa tapi tetap ingin berolahraga,” ungkap dokter Dion baru-baru ini lewat media sosialnya.

Pertama, sebelum berbuka puasa. Berolahraga sebelum berbuka ini menjadi waktu yang paling populer. Meskipun secara teori ini merupakan waktu tubuh terasa lemas.

“Tapi enaknya habis latihan, kamu bisa langsung buka. Terus karena sudah selesai olahraga, setelah berbuka, kamu bebas berkegiatan. Gitu enak,” ujar dokter Dion.

Namun jika ingin memilih waktu ini, dokter Dion menyarankan agar menjaga intensitas olahraganya. Pilih olahraga yang jangan terlalu berat karena status hidrasi dan energi sedang rendah-rendahnya.

Kedua, berolahraga segera setelah berbuka. Jadi, bisa berbuka duhulu untuk membatalkan puasa dengan makanan yang sederhana, seperti carbs, buah-buahan, sedikit protein.

“Terus langsung latihan. Enaknya kalau di waktu ini  kamu sudah bisa sambil minum terus ada energi sedikit juga buat latihan. Cuma, ya kalau jadwal kegiatanmu habis berbuka padat, ya agak kurang pas waktu ini ,” imbuh dokter Dion dikutip Sabtu (1/3/2025).

Ketiga, setelah berbuka namun sebelum tidur. Jadi, waktu ini lebih malam. Secara teori, performance tubuh lebih bagus karena puasa sudah dibatalkan dan makan besar. Selama berolahraga juga bisa sambil minum.

“Cuma, nggak enaknya mungkin jadi lebih males gitu ya kayak masih ada tanggungan di akhir hari sebelum tidur. Jadi, masih harus latihan,” tambah dokter Dion.

Pada sebagian orang, latihan dengan intensitas tinggi sebelum tidur itu bisa mengganggu tidurnya. Namun bagi sebagian orang lainnya bisa membantu tidurnya lebih berkualitas. “Ya disesuaiin-lah sama diri sendiri, harus dicoba dulu,” saran dokter Dion.

Keempat, berolahraga setelah sahur. “Ya mungkin nggak banyak lah ya yang mau karena agak ekstrem setelah sahur,” kata dokter Dion.

Namun secara teknik, tubuh sudah dalam kondisi makan dengan cukup. Hanya, saat subuh waktu latihan pemanasannya harus lebih panjang. Yang menjadi tantangannya adalah niatnya juga harus tinggi sehingga harus dipikirkan secara matang-matang.

Terakhir, sebelum sahur. Waktu ini yang paling diajurkan atau disarankan dokter Dion. “Kenapa saya masukin, kalau saya puasa dan saya harus long run mungkin ini waktu yang akan saya pilih cuacanya masih dingin, bisa minum, cadangan energi juga masih ada,” terang dokter Dion.

Kemudian masih ada waktu untuk makan. Namun tantangannya harus bangun lebih pagi dan niatnya juga harus tinggi, apalagi buat yang baru mau mulai olahraga rutin di bulan puasa ini.

“Tapu ujung-ujungnya selama bulan puasa fokus utamanya mungkin bukan di olahraga ya. Jadi, kamu bisa turunin intensitasnya kurangin frekuensi dan durasi latihan dan agak sedikit lebih fleksibel lah sama jenis latihan nggak perlu takut ototmu bakal langsung hilang atau performance-mu,” tutup dokter Dion. (irs/hel)