INDONESIAONLINE – Pasangan Calon (Paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Batu Krisdayanti-Kresna Dewanata Phrosakh (KriDa), menjadikan pelestarian cagar budaya sebagai salah satu fokus utama kampanye mereka. Hal ini didasarkan pada Perda Kota Batu Nomor 1 Tahun 2014 dan Perwali Kota Batu Nomor 64 Tahun 2022 tentang pelestarian cagar budaya.
Saat ini, Kota Batu memiliki sekitar 18 objek cagar budaya, termasuk Makam Dinger, Wisma Bima Sakti Selecta, dan Balai Desa Tulungrejo. Namun, Paslon KriDa menyoroti beberapa cagar budaya yang belum menjadi aset Kota Batu, terutama Situs Candi Songgoriti.
Calon Wakil Wali Kota Batu Kresna Dewanata Phrosakh atau yang akrab disapa Dewa menyatakan komitmennya untuk mengembalikan Candi Songgoriti sebagai aset cagar budaya Kota Batu. Candi yang diperkirakan sebagai candi tertua di Jawa Timur ini selama ini menjadi rebutan antara Pemerintah Kota Batu dan Pemerintah Kabupaten Malang, meskipun secara administratif terletak di wilayah Kota Batu.
“Pengelolaan kawasan Songgoriti selalu menjadi polemik. Maka, kami KriDa akan fokus pada pengembalian aset ini dulu, baru kemudian pengembangan cagar budaya lainnya,” ujar Dewa.
Lebih lanjut, Dewa berjanji untuk melakukan repatriasi Prasasti Sanguran ke Kota Batu. Prasasti bersejarah peninggalan Kerajaan Mataram Kuno ini diduga berasal dari Dusun Ngandat, Kelurahan Mojorejo, Kota Batu, namun kini berada di Skotlandia.
“Prasasti Sanguran sangat luar biasa jika dikemas dengan baik. Namun selama ini pengelolaannya kurang maksimal, sehingga isinya hanya dianggap mitos. Kami akan menggarap ini untuk kepentingan pendidikan sejarah,” tambahnya.
Dewa menekankan pentingnya pelestarian cagar budaya berdasarkan UU Nomor 11 Tahun 2020. Pelestarian dan pengembangan cagar budaya ini, menurutnya, berkaitan erat dengan pariwisata dan dapat memperkuat brand wisata heritage Kota Batu.
“Cagar budaya adalah jejak sejarah kebesaran bangsa yang harus dilestarikan. Kita perlu gencar melakukan edukasi sejak dini agar generasi muda merasa memiliki dan bangga terhadap warisan nenek moyang,” pungkas Dewa. Ia berharap agar generasi muda tidak merasa terasing dari peninggalan sejarah ini dan dapat turut serta dalam pelestariannya (pl/dnv).