INDONESIAONLINE – Pedagang Pasar Bululawang yang kiosnya ludes terbakar pada Minggu (16/1/2022) lalu dilarang memperbaiki kiosnya secara mandiri. Terlebih lagi mendirikan bangunan baru. 

Hal tersebut ditegaskan oleh Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pasar Bululawang Kabupaten Malang, Dwi Edy Susanto. Hal tersebut lantaran bahwa saat ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang melalui Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Cipta Karya (DPKPCK) telah melakukan pengukuran beberapa bangunan sebagai persiapan perbaikan. 

“Makanya, ada satu (pedagang) itu, yang sudah kita hentikan karena melakukan perbaikan sendiri. Harus mengikuti dari Dinas (Perindustrian dan Perdagangan). Sebenarnya ada saja yang mau melakukan perbaikan secara mandiri, tapi tidak kami perbolehkan. Yang dikhawatirkan itu begini, nanti kalau ada perbaikan mandiri, muncul persepsi bahwa pedagang sudah bisa tanpa mendapat bantuan,” ujar Edy. 

Namun begitu, hal tersebut ternyata juga menjadi problematika tersendiri. Di satu sisi, sebanyak 32 pedagang pemilik 51 kios yang terbakar dalam peristiwa tersebut juga berharap agar dapat segera beraktivitas lagi. Namun di sisi lain, meskipun belum dapat dipastikan kapan akan dilakukan, Pemkab Malang juga masih berproses agar perbaikan tersebut dapat segera dimulai. 

Baca Juga  Kapuspen TNI Bantah 6 Prajurit Gugur Diserang KKB: Hanya Satu Orang

“Rencana awal memang tidak ada relokasi, tapi langsung akan diperbaiki. Walaupun mungkin sementara, tapi yang penting agar pedagang biar bisa cepat beraktifitas. Tapi juga belum tahu, apakah Februari ini atau kapan,” terang Edy.

Saat ini, setelah kurang lebih 2 pekan pasca peristiwa tersebut terjadi, sejumlah pedagang juga ada yang memilih untuk menyewa kios lain di area pasar tersebut agar tetap bisa berjualan. Hal itu terpaksa dilakukan beberapa pedagang agar aktifitas ekonominya tetap berjalan. 

“Misalnya ada (kios) yang disewakan, lalu (pedagang) yang terdampak ini menyewa ya silakan. Mereka (pedagang) juga memakai biayanya sendiri,” tegas Edy. 

Sementara itu, salah satu pedagang yang enggan disebutkan namanya mengaku bahwa dirinya nekat memperbaiki kiosnya sendiri agar aktivitas jualannya bisa segera berjalan. Ia pun merogoh kocek cukup dalam untuk memperbaiki kiosnya. Yakni sebesar Rp 500 ribu.

Baca Juga  Dianggap Bermasalah, Proyek Preservasi Jalan di Pamekasan Diprotes

Perbaikan yang dilakukan adalah dengan membangun satu sisi tembok dan beserta atap yang memang hancur dalam peristiwa kebakaran tersebut. Meskipun masih terlihat sangat sederhana, hal itu ia lakukan agar tetap ada pemasukan. 

“Ya pemasukannya seret. Kalau di sini dapat Rp 20 ribu, cukup untuk beli nasi. Dari pada diam di rumah. Siapa yang mau ngasih,” ujarnya. 

Ia sendiri mengaku bahwa akibat peristiwa tersebut, sebagian dagangannya juga ikut habis dilalap si Jago Merah. Meskipun masih ada beberapa yang dapat ia jual, akibat peristiwa itu, ia mengalami kerugian kurang lebih sebesar Rp 60 juta hingga Rp 70 juta.



Riski Wijaya