Pelajar Indonesia Raih Prestasi di Taiwan Science International Fair 2025

Pelajar Indonesia Raih Prestasi di Taiwan Science International Fair 2025
Membanggakan, tiga tim siswa Indonesia berhasil mencatatkan prestasi membanggakan di ajang Taiwan Science International Fair (TISF) 2025 yang digelar di Taipei, Taiwan (Ist)

INDONESIAONLINE – Bukan kaleng-kaleng. Tiga tim pelajar Indonesia berhasil mencatatkan prestasi membanggakan di ajang Taiwan Science International Fair (TISF) 2025 yang digelar di Taipei, Taiwan. Para pelajar ini berhasil meraih Juara 1 di bidang Social and Behavioral Science, Juara 2 di kategori Biochemistry, serta Juara 4 di bidang Medicine and Health Science, mengalahkan peserta dari 28 negara lainnya.

Sekretaris Jenderal Indonesia Young Scientist Association (IYSA) Prita Elriza menjelaskan bahwa sebelum berangkat ke Taiwan, para peserta telah melalui seleksi ketat dengan mengajukan proposal penelitian.

“Setelah terpilih dan berangkat ke Taiwan, mereka tetap harus bersaing ketat dengan peserta dari berbagai negara, yang turut memberikan tantangan tersendiri,” kata Prita dalam keterangan resminya, Minggu (26/1/2025) kemarin waktu setempat.

Juara 1: Inovasi Aplikasi Pemantau Mood Anak Neurodivergent

Tim yang berhasil meraih Juara 1 di bidang Social and Behavioral Science terdiri dari Matahati Sabri, Maleeka Aqiila Januar, dan Jannaisya Aufilia. Mereka mengusung penelitian berjudul “Developing a Heart Rate Monitoring App to Help Families Identifying Mood Changes for Children Diagnosed with Neurodivergence”.

Penelitian ini mengembangkan aplikasi yang dapat terhubung dengan smartwatch untuk memonitor perubahan mood pada anak-anak neurodivergent, seperti anak-anak autis.

Matahati Sabri, salah satu anggota tim, menjelaskan bahwa aplikasi ini diharapkan dapat membantu orang tua memahami perubahan suasana hati anak mereka secara lebih mendalam.

“Dengan aplikasi ini, kami berharap keluarga dapat lebih mudah mengenali perubahan mood pada anak-anak yang mengalami neurodivergence, membantu mereka dalam memberikan perawatan yang lebih tepat,” ujar Matahati.

Juara 2: Solusi Gizi untuk Penderita Intoleransi Laktosa

Di kategori Biochemistry, Zivia Hanna Patty dan Alexandrine Patricia meraih Juara 2 melalui penelitian mereka yang berjudul “Exploring the Potential of Pachyrhizus Erosus-Derived Calcium as an Affordable Nutritional Solution for Lactose Intolerance”.

Mereka meneliti potensi kalsium yang diambil dari tanaman Pachyrhizus erosus sebagai alternatif sumber gizi yang terjangkau bagi penderita intoleransi laktosa, memberikan solusi bagi mereka yang kesulitan mengonsumsi produk susu.

Juara 4: Inovasi Gel Kulit untuk Penyembuhan Luka Bakar

Sementara itu, di bidang Medicine and Health Science, Marsha Leman dan Sofia Fazelle meraih Juara 4 dengan penelitian mereka yang berjudul “Utilizing Flavonoids from the Invasive Species Pilea Melastomoides and Daucus Carota as Well as the Protein PTK-2 to Create a Skin Gel Aimed for Burn Wound Healing”.

Mereka mengembangkan gel penyembuh luka bakar yang memanfaatkan flavonoid dari tanaman Pilea melastomoides dan Daucus carota, serta protein PTK-2, sebagai bahan aktif.

Ketujuh siswa berprestasi ini berasal dari Mentari Intercultural School Jakarta dan mereka berkompetisi di TISF 2025 yang berlangsung dari 20 hingga 25 Januari 2025 di National Taiwan Science Education Center, Kota Taipei. Selain Indonesia, peserta lain berasal dari berbagai negara seperti Amerika Serikat, Italia, Kanada, hingga Swiss, menjadikan ajang ini sebagai arena bergengsi bagi para ilmuwan muda di seluruh dunia.

TISF 2025 menjadi bukti nyata bahwa Indonesia memiliki talenta ilmiah yang unggul di tingkat internasional. Keberhasilan para siswa ini diharapkan dapat memotivasi lebih banyak generasi muda Indonesia untuk terus berkarya dan berinovasi, tidak hanya di tingkat lokal, tetapi juga global.