INDONESIAONLINE – Tabir kengerian kasus penemuan mayat tanpa kepala di Jombang sedikit demi sedikit mulai tersibak. Polisi kini memastikan bahwa potongan kepala manusia yang ditemukan terpisah adalah bagian dari tubuh tanpa kepala yang lebih dulu ditemukan di saluran irigasi. Namun, kengerian sesungguhnya baru terkuak dari hasil autopsi: korban dimutilasi dalam keadaan hidup.
Tim dokter forensik RS Bhayangkara Kediri telah merampungkan tugas berat mereka, mengurai teka-teki dari potongan tubuh yang mengerikan ini. Kasat Reskrim Polres Jombang AKP Margono Suhendra mengumumkan hasil otopsi yang membuat bulu kuduk berdiri.
“Hasil autopsi membenarkan bahwa tubuh dan kepala itu satu jasad yang sama,” ungkap Margono, Jumat (14/2/2025).
Lebih lanjut, Margono membeberkan detail yang lebih mengerikan. Autopsi menunjukkan bahwa korban sempat mengalami pendarahan otak akibat hantaman benda tumpul sebelum kematiannya.
“Sebelum kematian ada pendarahan di kepala yang mengakibatkan korban lemas tidak berdaya,” jelasnya.
Pukulan keras itu diduga melumpuhkan korban, membuatnya tak berdaya menghadapi kekejaman selanjutnya. Dalam kondisi antara hidup dan mati, pelaku melakukan tindakan biadab.
“Dalam keadaan masih hidup, pelaku memutilasi korban dengan menggorok lehernya,” kata Margono dengan nada getir.
Pisau tajam mengoyak leher korban, memisahkan kepala dari tubuh dalam gorokan yang brutal dan tak beraturan. “Di leher ada bekas sajam yang tidak beraturan. Iya (digorok),” tegas Margono mengonfirmasi metode mutilasi yang sadis.
Kronologi Penemuan Mayat Tanpa Kepala
Kisah mengerikan ini bermula dari penemuan mayat tanpa kepala oleh pencari ikan di saluran irigasi sawah Dusun Mireng, Desa Dukuharum, Megaluh, Rabu (12/2/2025) siang.
Mayat itu ditemukan dalam posisi tengkurap, tanpa busana, dan sudah mulai membusuk. Lima jam kemudian, potongan kepala manusia ditemukan warga di bibir Sungai Konto Desa Pesantren, Tembelang, berjarak sekitar 5 kilometer dari lokasi penemuan tubuh. Potongan kepala itu juga dalam kondisi membusuk, rambutnya mulai rontok.
Jarak penemuan yang berjauhan ini, menurut Margono, mengindikasikan bahwa pelaku sengaja membuang potongan tubuh korban di lokasi terpisah.
“Dimungkinkan seperti itu (dibuang terpisah untuk hilangkan jejak),” pungkasnya.
Kini, dengan identitas korban yang masih misterius dan pelaku yang belum tertangkap, kasus mutilasi di Jombang ini menjadi teka-teki yang menantang kepolisian. Kepingan kengerian ini masih berserakan, menunggu untuk dirangkai menjadi gambaran utuh sebuah tragedi yang mengguncang nurani (ar/dnv).