JATIMTIMES – Provinsi Bali telah dipilih sebagai tuan rumah penyelenggaraan Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022. Even ini akan dihadiri perwakilan peserta dari 193 negara dengan jumlah peserta sekitar empat ribu sampai enam ribu orang.

Hal itu disampaikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) RI Muhadjir Effendy yang hadir di agenda pelantikan pengurus Majelis Daerah Korps Alumni HMI (MD KAHMI) Kota Malang Periode 2021-2026.

Sehari sebelumnya pada Sabtu (29/1/2022) Muhadjir terbang menuju Provinsi Bali dan meninjau dua lokasi yang akan menjadi tempat kunjungan para peserta GPDRR 2022. Yakni Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK) dan Pura Luhur Uluwatu.

Untuk diketahui, GPDRR merupakan forum dua tahunan yang dihadiri oleh para pemangku kepentingan dan penggiat kebencanaan, khususnya membahas terkait isu-isu pengurangan risiko bencana di tingkat global yang diselenggarakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

“Kemarin dari Denpasar melihat lapangan untuk mempersiapkan pertemuan internasional pada Bulan Mei yaitu Global Platform for Disaster Risk Reduction yang dihadiri oleh 193 negara, pesertanya 4 ribu sampai 6 ribu orang akan berlangsung mulai tanggal 23 sampai tanggal 28,” jelas Muhadjir, Minggu (30/1/2022).

Baca Juga  16 Petahana dan 13 Perempuan Ramaikan Pilkades Serentak Lumajang

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI ini menyampaikan, nantinya meskipun dihadiri oleh perwakilan dari 193 negara yang mendatangkan peserta mencapai enam ribu orang, pihaknya berkomitmen akan menerapkan protokol kesehatan ketat.

Salah satu upaya penerapan protokol kesehatan secara ketat yakni dengan menerapkan sistem travel bubble di kedatangan pintu masuk ke Indonesia.

Travel bubble sendiri merupakan sistem koridor perjalanan yang bertujuan untuk membagi peserta ke dalam kelompok atau bubble yang berbeda. Yakni dengan cara memisahkan peserta atau seseorang yang memiliki risiko terpapar Covid-19.

Pemisahan iti dilakukan baik dari riwayat kontak atau riwayat bepergian ke wilayah yang telah terjadi transmisi komunitas dengan masyarakat umum, disertai dengan pembatasan interaksi hanya kepada orang di dalam satu kelompok yang sama. Selain itu juga dilakukan penerapan prinsip karantina untuk meminimalisir risiko penyebaran Covid-19.

“Mereka yang datang ke indonesia itu sudah harus mematuhi protokol kesehatan semua, mulai dari PCR, status kesehatan sampai persyaratan perjalanan luar negeri terpenuhi sesuai standar WHO dan termasuk standar yang diterapkan oleh Indonesia,” tutur Muhadjir.

Baca Juga  PPKM Level 3 Nataru Batal, Pemkot Batu Tetap Siaga Cegah Lonjakan Covid-19

Termasuk data-data dari masing-masing peserta harus terekam pada aplikasi pedulilindungi atau aplikasi serupa yang berlaku di masing-masing negara peserta dan sudah tersambung dalam jaringan aplikasi pedulilindungi. “Kemudian tujuan selama perjalanan di indonesia nanti juga ditentukan, jadi dia tidak bisa leluasa di luar travel bubble,” kata Muhadjir.

Penerapan sistem travel bubble sendiri hanya terbatas diterapkan di beberapa lokasi di Provinsi Bali. Seperti kawasan Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana, Pura Luhur Uluwatu, Nusa Dua dan beberapa daerah lainnya.

“Ini nanti akan kita atur sedemikian rupa, sehingga mengawali pertemuan besar internasional dengan tatap muka atau luring di Indonesia,” ujar Muhadjir.

Nantinya, jika pertemuan GPDRR 2022 sukses terselenggara, pihaknya berharap pertemuan-pertemuan lainnya dapat terselenggara dengan lancar dan sukses. “Nanti akan dijadikan model dan kita tahu Bulan November nanti ada pertemuan G20 yang di mana Bapak Presiden Jokowi bertindak menjadi presiden di G20 sekarang,” tandas Muhadjir.



Tubagus Achmad