Beranda

Pemkot Mojokerto Terapkan Replikasi Aplikasi Klinik Hoaks Diskominfo Jatim

Pemkot Mojokerto Terapkan Replikasi Aplikasi Klinik Hoaks Diskominfo Jatim

INDONESIAONLINE – Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto berencana mereplikasi aplikasi Klinik Hoaks yang dikembangkan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur (Diskominfo Jatim). Hal ini bertujuan untuk memerangi berita bohong atau hoaks yang marak beredar di masyarakat.

Sebelumnya, Diskominfo Jatim telah menjalin kerjasama dengan Diskominfo Kabupaten Tuban dalam replikasi aplikasi Klinik Hoaks. Kini, giliran Pemkot Mojokerto yang menunjukkan antusiasmenya untuk mengadopsi aplikasi tersebut.

Kepala Bidang Aplikasi dan Informatika (Aptika) Diskominfo Jatim, Gugi Alfrianto Wicaksono, menjelaskan bahwa aplikasi Klinik Hoaks merupakan sumber rujukan dan tempat bagi masyarakat untuk memvalidasi kebenaran informasi atau berita.

“Aplikasi ini sangat penting untuk menyaring berita atau informasi, apakah itu fakta atau hoaks,” ungkap Gugi.

Diskominfo Jatim telah melakukan langkah-langkah preventif untuk meminimalisir penyebaran hoaks di masyarakat, seperti sosialisasi dan literasi digital bersama Komite Komisi Digital (KKD) Provinsi Jawa Timur.

“Upaya ini sebagai bentuk preventif, agar masyarakat tidak menjadi produsen atau penyebar hoaks,” papar Gugi.

Pada tanggal 20 Februari 2024, Diskominfo Jatim dan Diskominfo Kota Mojokerto telah mengadakan rapat di Ruang Argopuro Kantor Diskominfo Jatim, Surabaya, untuk membahas replikasi aplikasi Klinik Hoaks.

Kepala Dinas Kominfo Kota Mojokerto, Santi Ratnaning Tyas, mengaku kagum terhadap program-program Diskominfo Jatim, termasuk Klinik Hoaks. Pihaknya pun ingin segera meluncurkan aplikasi tersebut di Kota Mojokerto.

“Program Diskominfo Provinsi ini bisa menjadi benchmark bagi kami di Kabupaten Kota di Jatim,” terang Santi.

“Sebelumnya kami sudah diskusikan dengan Pak Kholis (Ketua KKD Mojokerto) untuk belajar ke Provinsi Jawa Timur karena mereka telah memiliki aplikasi Klinik Hoaks,” sambungnya.

Saat ini, Pemkot Mojokerto belum memiliki portal khusus berbasis aplikasi untuk verifikasi informasi.

“Di Kota Mojokerto kami belum punya semacam verifikator atau yang bisa memberikan kejelasan kepada masyarakat berita itu benar atau hoaks,” ungkap Santi.

Aplikasi Klinik Hoaks menyediakan berbagai fitur, seperti pengecekan fakta dan pelaporan informasi yang tidak benar. Pengguna juga dapat berkonsultasi dengan tim ahli Klinik Hoaks Jawa Timur jika menemukan informasi yang mencurigakan.

Dengan adanya aplikasi ini, diharapkan masyarakat Mojokerto lebih cerdas dan kritis dalam mengonsumsi informasi, sehingga dapat mengurangi dampak buruk dari berita hoaks (mca/dnv).

Exit mobile version