Penderita Long Covid Rentan Alami Kerusakan Organ Tubuh

Ilustrasi Long Covid (Ist)

INDONESIAONLINE – Orang yang memiliki riwayat Long Covid rentan mengalami kerusakan organ tubuh.

Pernyataan ini didasarkan pada penelitian di Inggris terhadap pasien Long Covid. Dalam penelitian dilakukan pemindaian MRI dengan hasil pasien dengan riwayat Long Covid tiga kali lebih rentan mengalami kelainan pada beberapa organ tubuh. Seperti paru-paru, otak, dan ginjal.

Dampak terbesar dari hasil MRI terlihat pada paru-paru dan beberapa kelainan pada otak juga kelainan pada ginjal.

Namun, tidak ada perbedaan signifikan pada kesehatan jantung dan hati antara penderita dan orang yang belum pernah terkena Covid.

Dr Betty Raman dari Universitas Oxford mengatakan, mereka yang hidup dengan gejala covid yang berkepanjangan lebih mungkin mengalami kerusakan organ.

“Usia pasien, seberapa parah penyakit yang mereka derita akibat covid, serta apakah mereka menderita penyakit lain pada saat yang sama, semuanya merupakan faktor penting dalam menentukan apakah kami menemukan kerusakan pada organ penting ini di dalam tubuh atau tidak,” terang Dr Raman.

Temuan-temuan ini adalah bagian dari studi yang lebih besar untuk mengamati dampak jangka panjang Covid pada pasien yang dirawat di rumah sakit, atau yang dikenal sebagai studi Phosp-Covid.

Para peneliti menemukan bahwa beberapa gejala cocok dengan tanda-tanda kerusakan organ yang diungkap oleh pemindaian MRI. Seperti misalnya dada sesak dan batuk-batuk dengan abnormalitas di paru-paru.

Namun, tidak semua gejala yang dialami mereka yang mengalami long covid dapat secara langsung dihubungkan dengan yang terlihat pada pemindaian.

Dr Raman mengatakan, kelainan pada lebih dari satu organ mayoritas terjadi pada orang yang pernah dirawat di rumah sakit. Dan mereka masih melaporkan masalah kesehatan fisik dan mental, setelah pulih dari infeksi awal.

“Apa yang kami lihat adalah orang-orang dengan kelainan multi-organ pada MRI, yaitu mereka punya lebih dari dua organ yang dampak, empat kali lebih mungkin melaporkan gangguan mental dan fisik yang parah dan sangat parah,” ujarnya.

“Temuan kami juga menyoroti perlunya layanan tindak lanjut multidisiplin jangka panjang yang berfokus pada kesehatan paru dan ekstraparu (ginjal, otak, dan mental), khususnya bagi mereka yang dirawat di rumah sakit karena covid,” sambungnya lagi.

Apa Long Covid

Definisi Long Covid mengacu pada kondisi di mana individu masih mengalami gejala setelah pemulihan dari fase akut infeksi COVID-19.

Gejala Long COVID dapat berlangsung selama berhari-hari hingga berbulan-bulan setelah infeksi awal, bahkan setelah virus dibersihkan dari tubuh mereka. Kondisi ini dapat sangat bervariasi dari satu individu ke individu lainnya.

Long COVID dapat mempengaruhi orang dari segala usia, termasuk mereka yang mengalami infeksi awal dengan gejala ringan atau bahkan tanpa gejala.

Berdasarkan definisi yang dikeluarkan oleh PASC Initiative Working Group, Long COVID dibagi menjadi dua kategori, yaitu gejala yang berlanjut selama 4 hingga 12 minggu setelah infeksi awal, dan “Post-Acute Sequelae of SARS-CoV-2 Infection” (PASC) yang mencakup gejala yang berlangsung lebih dari 12 minggu setelah infeksi awal.

Penelitian telah menunjukkan ini bukanlah kejadian langka. Meskipun prevalensi pastinya masih belum jelas karena variasi dalam desain penelitian dan populasi, diperkirakan sekitar 10% hingga 30% penyintas COVID-19 mengalami gejala yang menetap di luar fase akut infeksi.

Prof Chris Brightling, dari Universitas Leicester dan pemimpin penelitian Phosp-Covid, mengatakan penelitian ini adalah bagian dari upaya yang lebih luas untuk memahami kelompok gejala berbeda yang membentuk sindrom yang dikenal sebagai long covid.

“Studi mendetail tentang pencitraan seluruh tubuh ini menegaskan bahwa perubahan pada banyak organ baru tampak berbulan-bulan setelah dirawat di rumah sakit karena covid,” katanya.

“Studi Phosp-Covid berupaya memahami mengapa hal ini terjadi dan bagaimana kita dapat mengembangkan tes dan pengobatan baru untuk long covid,” sambung Prof Chris. (bn/dnv).

apa long covidlong covidorgan tubuh rusak