Pengolahan Sampahnya Kian Modern, TPA Supit Urang Kota Malang Kini Makin Ramah Lingkungan

Alat pengolahan sampah modern di TPA Supit Urang Malang.

INDONESIAONLINE – Pengelolaan sampah di TPA Supit Urang semakin modern. Dampaknya, pengelolaan sampah juga semakin ramah lingkungan. Apalagi, sampah sebelum dibuang di TPA Supit Urang terlebih dulu dilakukan penyortiran hingga limbah sampah tidak merusak air, tanah dan sungai.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang melalui Koordinator Umum TPA Supit Urang Muh. Zaenuri mengatakan bahwa saat ini air dan tanah milik warga di sekitar TPA Supit Urang aman untuk dikonsumsi. Bahkan, bau sampah yang biasanya menyengat saat ini juga tidak terlalu kuat.

Dijelaskan Zaenuri, ada dua cara agar sampah yang dibuang TPA ini ramah lingkungan. Pertama adalah dilakukan sorting atau pemilahan sampah. Pemilahan sampah ini dilakukan dengan teknologi modern yang didanai Jerman bernama Emission Reduction in Cities–Solid Waste Management (ERIC-SWM).

“Jadi, sejak 2021 ada kerja sama untuk mengelola sampah di TPA Supit Urang dengan teknologi yang didanai Jerman,” kata Zaenuri.

Sorting sampah  awalnya dilakukan penimbangan setiap truk sampah yang datang di TPA Supit Urang. Setiap truk yang akan ke TPA Supit Urang akan melalui jembatan timbang. Di situ berat sampah yang diangkut setiap truk ataupun pikap akan ditimbang. Berat sampah itu didata secara online dan terkirim ke sistem yang terhubung hingga ke pemerintah pusat.

Setelah itu, sampah akan mulai di-sorting atau dipilah. Pemilahan sampah itu dilakukan oleh sebuah mesin. Mesin itu sendiri akan memilah mana sampah yang bisa didaur ulang dan tidak.

Sampah yang didaur ulang pun secara otomatis akan dibedakan jenisnya. Ada yang plastik ataupun logam, semua dibedakan. “Kalau yang logam nanti dipisahkan ada magnetnya dan yang plastik akan dibedakan jenisnya,” kata Zaenuri.

Setelah disorting, sampah itu kemudian akan ditimbun. Sampah berupa plastik, logam, hingga kertas itu akan diletakkan di tempat hingga nantinya diambil. “Ini (sampah yang beda jenis) diambil oleh Bapenda. Nanti Bapenda yang mengelola,” ujar Zaenuri.

Selain sampah anorganik yang bisa dijual, sampah organik berupa sayuran atau buah juga akan disisihkan. Di situ juga disediakan ruangan sendiri untuk menyisihkan sampah organik tersebut. Sampah organik itu akan diolah menjadi pupuk kompos. Pupuk kompos itu nantinya akan dibagikan ke warga Kota Malang yang membutuhkan secara gratis.

“Tidak kami jual. Pupuk kompos dari TPU Supit Urang ini akan dibagikan gratis ke warga. Atau kalau ada program penghijauan, kami yang akan men-supply pupuknya.” tutur Zaenuri.(hs/hel)

DLH Kota Malangpengelolaan sampahramah lingkunganTPA Supit Urang