Penjual Bakso di Batam Gelontorkan Rp 10 Miliar, Perbaiki Jalan Desa di Malang

Penjual Bakso di Batam Gelontorkan Rp 10 Miliar, Perbaiki Jalan Desa di Malang
Kondisi jalan rabat di Dusun Segelan Sidomulyo, Desa Balesari, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang yang sudah bagus setelah dibangun secara gotong-royong oleh masyarakat dan kedermawanan tukang bakso (Ist)

INDONESIAONLINE – Kisah inspiratif datang dari seorang penjual bakso asal Batam bernama Ferry Suwadi. Pria yang berprofesi sebagai pedagang kaki lima ini, telah mengucurkan dana pribadinya sebesar Rp 10 miliar untuk memperbaiki jalan di desa kelahirannya, Desa Balesari, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang. Aksinya ini menuai pujian dan kebanggaan dari warga setempat.

Ferry, yang merantau ke Batam untuk berjualan bakso, tidak melupakan kampung halamannya. Melihat kondisi jalan di Desa Balesari yang kurang memadai, ia tergerak untuk melakukan perbaikan.

“Pak Ferry ini asli sini (Desa Balesari). Usahanya di Batam lancar. Beliau berinisiatif membiayai perbaikan jalan karena melihat kondisi jalan yang kurang baik,” ujar Yuda Prasetyq, Ketua RT. 01/RW. 16 Dusun Segelan Sidomulyo, Desa Balesari.

Pembangunan jalan di Dusun Segelan Sidomulyo dimulai sejak tahun 2019. Pengerjaannya dilakukan secara swadaya dan gotong royong oleh masyarakat setempat. “Dana untuk pembangunan ini murni dari sumbangan pribadi Pak Ferry. Masyarakat yang mengerjakan,” jelas Yuda.

Proses pengecoran jalan dilakukan bertahap. Setiap tahun, pengerjaan terhenti saat musim hujan tiba. Hingga saat ini, sekitar 1,5 kilometer jalan telah berhasil diperbaiki dari total rencana sepanjang 5 kilometer. Meskipun terhenti sementara pada November 2024 karena musim hujan, semangat warga untuk melanjutkan pembangunan tetap membara.

Dana Desa Beralih ke Perbaikan Gorong-Gorong

Perbaikan jalan di Dusun Segelan Sidomulyo sebenarnya telah diajukan ke Pemerintah Desa Balesari. Namun, sejak Ferry menginisiasi pembangunan jalan, dana desa dialihkan untuk perbaikan gorong-gorong yang mengarah ke sungai.

“Pengajuan ada. Tapi dari desa, Dana Desa atau Alokasi Dana Desa dialihkan untuk (perbaikan) gorong-gorong,” terang Yuda.

Meskipun demikian, warga tetap bersyukur atas kedermawanan Ferry dan gotong royong yang mereka lakukan. “Seluruh warga bahagia karena kedermawanan Pak Ferry dan keikhlasan warga yang gotong royong membangun jalan,” kata Yuda.

Ferry Suwadi dikenal sebagai sosok yang dermawan. Selain membiayai perbaikan jalan, ia juga turut andil dalam pembangunan masjid, Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ), hingga lapangan sepakbola di desa tersebut. Semua fasilitas ini dibangun untuk kepentingan dan kemaslahatan masyarakat.

Sukri, salah satu warga yang juga bertindak sebagai kepala tukang dalam proyek perbaikan jalan, mengamini semangat gotong royong yang tinggi dari warga. “Warga senang, karena kalau bepergian jadi enak. Semangat warga gotong royong tidak kendor,” ujarnya.

Bahkan, warga RT. 01/RW. 16 secara sukarela melakukan iuran bulanan sebesar Rp 15 ribu untuk merawat jalan yang sudah dibangun. Ini menunjukkan rasa memiliki dan apresiasi warga terhadap perbaikan jalan yang dilakukan.

Kisah Ferry Suwadi, seorang penjual bakso yang menginvestasikan sebagian besar hartanya untuk membangun desa kelahirannya, menjadi inspirasi bagi banyak orang. Semangat kedermawanan dan gotong royong yang ia tunjukkan adalah contoh nyata bagaimana masyarakat dapat berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama.

Kisah ini membuktikan bahwa perubahan positif bisa datang dari mana saja, bahkan dari seorang penjual bakso yang peduli dengan tanah kelahirannya (to/dnv).