INDONESIAONLINE – Menghilangkan endotoksin ataatau bakteri jahat yang ada di dalam tubuh cukup dengan bahan-bahan alami. Bahkan bahan alami itu bisa didapatkan dengan mudah.

Pendakwah sekaligus dokter dr Zaidul Akbar mengatakan, para ilmuwan menyebut endotoksin atau toksin-toksin dalam tubuh itu tidak bisa dikeluarkan.

“Para ilmuwan atau para menyebutkan ada endotoksin, endotoksin itu toksin-toksin dalam tubuh kita yang tidak keluar, ternyata itu bisa kita buang,” ungkap dr. Zaidul Akbar.

Cara untuk mengeluarkan endotoksin bisa menggunakan bahan-bahan alami. Di antaranya, wortel. 

“Wortel itu kalau anda bisa makan wortel, sangat baik dalam membersihkan endotoksin,” imbuh dr. Zaidul Akbar.

Selain sayuran, bahan alami lainnya yang bisa dikonsumsi setiap harinya adalah minyak kelapa atau VCO. Kemudian bawang-bawangan juga tidak kalah penting yang memiliki efek seperti rumput laut.

Baca Juga  Jelang BIAN, Pemkot Malang Targetkan 95 Persen Anak Terlindungi Imunisasi

Rumput laut sangat baik juga dalam membersihkan tubuh kita dari endotoksin. Lalu jahe dengan ekstraknya itu juga sangat baik, ada juga charcoal atau arang. Beberapa arang boleh dikonsumsi yaitu jenis food grade. 

“Tapi itu dibikinnya nanti, coba lihat ada bahkan beberapa seperti obat diare yang ada sekarang dijual di apotek, itu kan dari arang. Itu bisa dimakan, itu punya efek untuk mengikat toksin dalam tubuh kita,” terang dr. Zaidul Akbar.

Namun cara mengkonsumsinya tidak seperti dosis bagi penderita diare. Selain arang, garam juga punya khasiat baik untuk menghilangkan endotoksin.

“Salt water ini air garam, dengan air garam. Tapi bukan garam yang diretinasi tentunya, garam-garam mineral sehat itu sangat baik dalam menghilangkan endotoksin,” ujar dr. Zaidul Akbar.

Baca Juga  Kerokan Bisa Sembuhkan Masuk Angin? Ini Penjelasannya

Biasanya membuat ramuan rempah, rimpang, atau minuman probiotik seperti cuka, pasti ditambahkan garam. Menurut dr. Zaidul Akbar jangan tinggalkan garam.

Sebab garam ini memiliki efek yang sangat luar biasa, dalam tubuh. Asalkan bukan garam olahan.

“Bukan garam tidak sehat, dan kita konsumsi dalam jumlah yang secukupnya tidak berlebihan. Karena sesuatu yang berlebihan tidak baik,” tutup dr. Zaidul Akbar.