INDONESIAONLINE – Kabupaten Tulungagung bersiap mengukir prestasi di Museum Rekor Indonesia (MURI) melalui penyajian takir plontang terbanyak. Acara yang diinisiasi oleh Barisan Adat Raja Sultan Nusantara (BARANUSA) bersama Pemerintah Desa Demuk, Kecamatan Pucanglaban ini akan digelar pada 17 Oktober mendatang.
Sebanyak 13.000 takir plontang akan disajikan dalam kenduri masal ruatan agung yang merupakan bagian dari rangkaian peringatan hari jadi Desa Demuk ke-131. Desa Demuk sendiri dikenal sebagai satu-satunya desa di Tulungagung yang secara rutin memperingati hari jadinya.
“Pertemuan ini untuk mematangkan persiapan ruatan agung di Desa Demuk dan pencapaian rekor MURI penyajian takir plontang terbanyak,” ujar Sekjen Baranusa, YM Raden Ali Shodik, usai bertemu dengan Pj Bupati Tulungagung.
Raden Ali menjelaskan bahwa Baranusa telah berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk kementerian terkait dan MURI, untuk memastikan kelancaran acara.
Ia menambahkan, rekor MURI ini juga menjadi bentuk apresiasi atas kinerja Pj Bupati Tulungagung dalam menjaga keamanan dan kedamaian di Tulungagung.
“Rekor MURI ini adalah kado kenang-kenangan dari Pemdes Demuk dan Baranusa untuk Pj Bupati Tulungagung,” tambahnya.
Uniknya, ruatan agung ini akan menggunakan takir plontang non plastik ramah lingkungan dan dihiasi seribu oncor untuk membangun suasana ruwatan di malam hari. Proses pembuatannya akan didokumentasikan sebagai pembelajaran bagi generasi mendatang.
Pj Bupati Tulungagung, Heru Suseno, menyambut baik kegiatan ini. Menurutnya, ruatan dan pencapaian rekor MURI menjadi sarana memperkenalkan adat budaya Tulungagung kepada masyarakat luas.
“Kami menyambut baik ruatan agung ini sebagai salah satu acara adat budaya dan untuk memperkenalkan takir plontang kepada khalayak,” katanya.
Heru optimis kegiatan yang melibatkan ribuan masyarakat ini akan sukses. “Semoga sukses,” pungkasnya (ab/dnv).