INDONESIAONLINE-Pemerintah Kabupaten Blitar memperingati Isroj Mi’raj Nabi Muhammad SAW dengan menyelenggarakan pengajian, Kamis (16/2/2023). Pengajian yang dipusatkan di Pendapa Agung Ronggo Hadi Negoro diisi tausiyah oleh Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah NU Jawa Timur KH Marzuki Mustamar.
Pengajian yang digelar di pendapa dihadiri Bupati Blitar Rini Syarifah, Sekda Kabupaten Blitar Izul Marom, Ketua Dekranasda H Zainal Arifin, Ketua DPRD Kabupaten Blitar Suwito. Pengajian diikuti oleh Kepala OPD, Asisten, Stah Ahli Bupati, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan undangan lainya.
Dalam sambutanya, Bupati Blitar Rini Syarifah mengatakan kegiatan pengajian bersama KH Marzuki Mustamar ini digelar dalam rangka memperingati Israj Mi’raj. Bupati juga menyampaikan, kegiatan ini sebagai wasilah untuk meningkatkan ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah dan ukhuwah basyariyah.
“Semoga Allah SWT ngijabahi setiap upaya baik kita dalam menjalin silaturakhim. Saya menyampaikan terima kasih setinggi-tingginya kepada Almukharom KH. Marzuki Mustamar yang sudah kerso rawuh untuk memberikan tausiyah bagi kami. Semoga kami bisa makin semangat lagi dalam beribadah dan menjalankan tugas dengan penuh amanah. Mengingat, pekerjaan kami masih cukup banyak dan harus didukung oleh banyak pihak, termasuk oleh alim ulama,” kata Mak Rini.
Dalam kesempatan ini, orang nomor satu di Kabupaten Blitar mengajak seluruh yang hadir untuk merenung kembali tentang makna peristiwa Isra’ Mi’raj . Peristiwa Israj Mi’raj merupakan awal disyariatkannya ibadah sholat lima waktu, dimana Nabi Muhammad SAW menegaskan bahwa sholat adalah tiang agama. Syariat agung salat mengajarkan nilai-nilai spiritualisme dan humanisme sehingga menjadi dasar bagi terwujudnya Islam yang rahmatan lil’alamin yakni Islam yang kehadirannya di tengah kehidupan masyarakat mampu mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi manusia maupun alam semesta.
Bupati juga menyampaikan, Nabi Muhammad mengajarkan umatnya untuk menjaga keberagaman. Ajaran ini sangat pas dengan type masyarakat Indonesia yang plural. Pluralisme ini harus dirawat agar kondisi masyarakat tetap harmonis.
“Keharmonisan harus tetap terawat. Termasuk pada perhelatan pemilihan umum serentak 2024 mendatang, dimana saat ini dinamika pesta demokrasi itu sudah mulai muncul. Namun sekali lagi, saya berpesan, tetap menjaga kerukunan, meskipun berbeda pilihan. Kita harus benar-benar menyeimbangkan antara nilai-nilai ketuhanan dengan nilai-nilai kemanusiaan. Keduanya menjadi perekat bangsa di tengah kompleksitas dan perbedaan. Mari kita menjadi bagian umat yang memegang nilai-nilai tersebut sehingga tetap hidup rukun berdampingan, adem ayem tentrem,” tegasnya.
Sementara itu dalam tausiyahnya, KH Marzuki Mustamar mendoakan semoga Kabupaten Blitar senantiasa Islam, Ahli Sunnah Waljamaah dan tetap Nusantara. Kiai Marzuki optimis perpaduan antara nilai Islam dengan nilai tradisi ditata dengan baik maka akan tercipta lestari budayaku, lestari jati diriku dan lancar dakwahku.
“Ibu bupati yang sangat saya banggakan, semoga dibawah kepimpinan panjenengan Kabupaten Blitar benar-benar menjelma menjadi daerah yang baldatun thoiyyibatun warabbun ghofur. Rakyatnya Makmur, agama begitu marak, TPQ begitu marak lalu shalawatan. Yasinan, tahlilan di langar-langgar terus hidup, jamaah juga baik, tertib itulah baldatun thoiyyibatun warabbun ghofur,” kata Kiai Marzuki.(Adv/Kmf)