INDONESIAONLINE – Sejak diresmikan, Masjid Raya Al Jabbar masih menjadi sorotan. Kali ini frasa ‘Ridwan Kamil’ trending di Twitter, gara-gara menjawab pertanyaan netizen soal pembangunan masjid yang memakai dana APBD.  

Menurut penelusuran JatimTimes, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil memberikan alasan kepada salah satu warganet yang menyebut masjid tersebut tak seharusnya dialokasikan dengan biaya APBD. 

Bikin mesjid itu perbuatan mulia, dengan berwakaf jd amal jariyah. Tapi kalau mesjid pakai dana APBD? Pembayar pajak itu berbagai kalangan. Akad & niat bayar pajak BUKAN akad & niat wakaf. Kalau di agama Islam, tdk sembarang dana bisa dipakai utk Mesjid! Lihat 9:17-18 dan 9:107-108,” @outstandj***. 

Komentar warganet di Twitter itu discreenshot dan ditanggapi oleh Ridwan Kamil melalui Instagram. Menurut orang nomor satu di Jawa Barat itu, penggunaan dana negara adalah kesepakatan bersama. Dalam hal ini, dana yang disetujui sudah dibahas dengan musyawarah bersama dalam forum demokrasi. Dia menyatakan semua tempat ibadah bisa juga menggunakan dana APBD.

Itu lah kenapa, kita memilih demokrasi. Di mana rakyat bisa menitipkan aspirasi melalui Pemda atau sistem perwakilan yaitu DPR/D. Masjid, Gereja, Pura semua bisa dibiayai negara selama itu disepakati eksekutif dan legislatif,” ungkap Ridwan Kamil dalam unggahan Instagramnya. 

Baca Juga  Program JAKETKU Sasar 1.892 Anak Putus Sekolah

Dia juga mencontohkan, dahulu Masjid Istiqlal dibiayai Rp 7 miliar di tahun 1961 melalui APBN. Di wilayah yang mayoritas masyarakatnya beragama kristen, APBD juga dialokasikan untuk gereja, Ridwan Kamil juga mencontohkan apa yang terjadi di Papua Barat dengan pembangunan GKI Jemaat Eben Haezer.

Begitu juga di wilayah Bali, Ridwan Kamil memaparkan APBD ataupun APBN pun dipakai untuk membangun kawasan ibadah pura. Dalam contoh yang dia paparkan hal ini dilakukan di Pura Besakih.

Menurutnya, pembangunan Masjid Aljabbar pun didasarkan atas keinginan banyak pihak. Ridwan Kamil menjelaskan 7 tahun lalu, jutaan warga Jawa Barat melalui berbagai ormas Islam menitipkan aspirasinya ke Pemprov Jawa Barat untuk dibuatkan masjid raya provinsi.

Karena selama ini Masjid Raya Provinsi mengkudeta masjid Agung Kota Bandung. Dan itulah yang kami lakukan: memenuhi dan membangun aspirasi rakyat,” kata Ridwan Kamil.

Namun, unggahan Ridwan Kamil di Instagram itu dinilai warganet Twitter sebagai kesalahan. Pasalnya, beberapa warganet Twitter menyebut seharusnya diskusi dilakukan di ranah Twitter saja. Tak perlu dibagikan ke Instagram.

ya tapi bapak tau di IG banyak pendukung situ makannya dilempar kesana. masa ada orang ajak diskusi ditempat netral trus ditarik ke kandang sendiri biar di backing komen pendukung, namanya bukan diskusi itu,” @iamandijulia***. 

Baca Juga  Pasien HD Ikuti Lomba Makan Kerupuk di Rumah Sakit

Salah kang, dari desain UI/UX aja twitter paling simetris dan egaliter, kalo IG, Tiktok, youtube tidak memberikan ruang untuk diskusi. Di twitter aja ga ada komen yang ada reply, jadi sesuai kata Elon Musk, twitter itu townhall,” @weweg***. 

Kalo mau respon kritiknya untuk diskusi bareng publik (di IG) mah sensor aja nama pengkritik, dan gak perlu dimention segala. Kalo kayak gitu mah namanya ngajak bully,” @pancas***. 

Ada lho gubernur yg membawa kritik yg disampaikan di medium Twitter ke medium Instagram agar pengritik tsb dirujak followernya yg bodoh-bodoh. Adaaaa,” @mana_bukti***. 

Diketahui, pembangunan Masjid Aljabbar sendiri dibangun dengan biaya sekitar Rp 1 triliun. Masjid ini dibangun sejak 2017 di atas Embung Gedebage, Kota Bandung.

Masjid Al Jabbar pembangunannya dilakukan dengan kolaborasi Pemprov Jabar dan Kementerian PUPR, pembangunan dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama hingga 2018 menghabiskan Rp 511 miliar dan hingga pembangunan tahap kedua di tahun 2022 totalnya masjid ini menghabiskan anggaran APBD sebesar Rp 1 triliun.