Gus Ubaidillah Amin (Foto: Istimewa).

JATIMTIMES – Intelektual muda NU yang juga Wakil Ketua PP Pencak Silat Pagar Nusa, Ubaidillah Amin mempertanyakan tindakan pengurus Partai Gerindra, seperti Iwan Sumule dan Ferry Juliantono, yang hendak memperkarakan Luhut Binsar Pandjaitan terkait bisnis polymerase chain reaction (PCR).

“Terkadang kita melihat kekurangan orang lain yang belum tentu itu sebuah kesalahan. Lebih mudah dari pada melihat kekurangan diri sendiri. Itu mungkin yang pantas saya katakan untuk saudara Iwan Sumule dan Ferry Juliantono,” ujarnya, Jum’at (14/1/2022) malam.

Dia memberikan pembelaan terkait nama Luhut dan juga Erick Thohir yang dianggap harus diaudit serta diproses secara hukum terkait PT. GSI. “Padahal sudah jelas  Pak Luhut dan Pak Erick Thohir mengatakan siap diaudit terkait hal tersebut,” tegasnya.

Baca Juga  Semeru Meletus, Tahlilan 7 Hari Batal, 200 Berkat Tahlilan Dialihkan ke Pengungsi

Menurut dia, sudah dijelaskan jika mereka berdua dan beberapa pengusaha membuat PT.GSI keuntungannya murni 100 persen untuk sosial. “Dan jumlahnya cuma lima di Jabodetabek,” tuturnya.

Sebab itu, Gus Ubaid sapaan akrabnya balik menuding Fery dan Iwan sengaja ingin membuat kegaduhan. “Saya harap saudara Ferry dan Iwan Sumule segera hentikan membuat kegaduhan – kegaduhan dalam pemerintahan Presiden Jokowi,” lanjutnya.

Masih kata Gus Ubaid tidak etis jika orang partai yang partainya sendiri ada di dalam pemerintahan melakukan hal tersebut. “Partai anda adalah lawan kami dahulu. Tapi saking baiknya presiden dan Pak Luhut, menjadikan ketua umum saudara menjadi menteri pertahanan dan juga waketum partai anda sebagai menteri KKP yang akhirnya kecolok KPK,” cetus pria asal Jember ini.

Baca Juga  Kasus Covid-19 Terus Naik, Lampu Hias Kayutangan Heritage Dimatikan sementara

Karena itu, Gus Ubaid meminta agar Ferry dan Iwan agar bersikap jantan. “Kalau kata orang Jawa, saudara Ferry dan Iwan Sumule gak lanang. kalau mau jadi oposisi sekalian suruh ketum anda mengundurkan diri sebagai menteri pertahanan. Jangan mukul dari belakang. Wani adu ngarep, ojok mentong teko buri (berani dari depan, jangan hanya dari belakang; red),” imbuhnya.



M. Bahrul Marzuki