Beranda

Pertumbuhan Ekonomi Surabaya Ungguli Jatim

Pertumbuhan Ekonomi Surabaya Ungguli Jatim
Pertumbuhan ekonomi Surabaya tahun 2024. Pertumbuhan ekonomi Surabaya ini bahkan mengungguli Jatim. (foto: bps jatim)

INDONESIAONLINE – Surabaya menahbiskan diri sebagai daerah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Jatim pada  2024. Ekonomi Surabaya bahkan tumbuh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi Jatim tahun 2024 yang tumbuh sebesar 4,93 persen.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surabaya mencatat, ekonomi Surabaya tahun 2024 mengalami percepatan pertumbuhan sebesar 5,76 persen setelah sebelumnya di tahun 2023 tumbuh sebesar 5,70 persen. Pertumbuhan terjadi pada seluruh lapangan usaha kecuali lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan yang mengalami kontraksi sebesar 6,06 persen.

“Kontraksi tersebut dikarenakan karena pola musiman (masa tanam) serta pengaruh el nino tahun sebelumnya yang menyebabkan pergeseran musim tanam sehingga produktivitas tanaman berkurang,” jelas Kepala BPS Kota Surabaya Arrief Chandra Setiawan, Senin (3/3/2025).

Adapun lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib yang tumbuh sebesar 9,88 persen. Kemudian transportasi dan pergudangan tumbuh sebesar 9,03 persen. Sedangkan lapangan usaha jasa lainnya serta jasa perusahaan masing-masing tumbuh sebesar 8,26 persen dan 7,82 persen.

Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan cukup tinggi selanjutnya adalah lapangan usaha penyediaan akomodasi makan dan minum yang tumbuh sebesar 7,38 persen dan lapangan usaha konstruksi tumbuh sebesar 7,01 persen.

Lebih lanjut, dikatakan bahwa struktur Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Surabaya menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku tahun 2024 tidak menunjukkan perubahan yang signifikan dibandingkan Tahun 2023.

Perekonomian Kota Surabaya masih didominasi oleh sektor jasa yaitu lapangan usaha perdagangan besar-eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, penyediaan akomodasi dan makan minum, serta transportasi dan pergudangan. Disusul oleh sektor sekunder yaitu lapangan usaha industri pengolahan dan konstruksi.

“Peranan kelima lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Kota Surabaya mencapai 78,42 persen dan sisanya adalah gabungan kontribusi dari 12 lapangan usaha lainnya,” paparnya.

Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan terjadi pada seluruh komponen. Pertumbuhan tertinggi pada komponen pengeluaran konsumsi lembaga non-profit yang melayani rumah tangga (LNPRT), yaitu sebesar 14,57 persen. Capaian tersebut mengalami percepatan dibandingkan tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 14,45 persen.

Pertumbuhan komponen pembentukan modal tetap bruto tumbuh sebesar 6,20 persen di tahun 2024, juga mengalami percepatan dibandingkan tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 3,92 persen. Selanjutnya, pertumbuhan komponen konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 5,42 persen di tahun 2024, mengalami percepatan dibandingkan tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,68 persen.

Sedangkan komponen pengeluaran konsumsi pemerintah tumbuh sebesar 5,60 persen. Angka ini juga mengalami percepatan dibandingkan tahun sebelumnya yang melambat sebesar 3,82 persen.

BPS Kota Surabaya menegaskan, struktur PDRB menurut pengeluaran pada tahun 2024 didominasi oleh komponen pengeluaran rumah tangga mencapai 60,24 persen. “Hal ini menggambarkan bahwa komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga memiliki peran yang sangat besar dalam penyusunan PDRB menurut pengeluaran,” urainya.

Komponen selanjutnya yang memiliki kontribusi cukup tinggi adalah komponen pembentukan modal tetap bruto sebesar 26,83 persen dan komponen net ekspor sebesar 8,14 persen. Adapun kontribusi konsumsi pemerintah hanya sebesar 3,17 persen, serta kontribusi konsumsi LNPRT hanya sebesar 0,93 persen meski terbilang mengalami pertumbuhan yang signifikan. (mca/hel)

 

Exit mobile version