Pezeshkian, Presiden Terpilih Iran Janji Redakan Ketegangan dengan Negara “Besar”

Pezeshkian, Presiden Terpilih Iran Janji Redakan Ketegangan dengan Negara “Besar”
Presiden terpilih Iran Masoud Pezwshkian. (reuters)

INDONESIAONLINE – Iran punya presiden baru, yakni Masoud Pezeshkian. Masoud menjadi presiden terpilih Iran usai mengalahkan Saeed Jalili dalam putaran kedua pemilihan presiden pada hari Jumat, (5/7/2024).

Pezeshkian membawa harapan bagi jutaan rakyat Iran yang mendambakan lebih banyak kebebasan sosial dan kebijakan luar negeri yang lebih pragmatis.

Hingga berita ini ditulis, Presiden Iran Masoud Pezeshkian menjadi trending dalam penelusuran Google. Banyak warganet yang mencari tahu tentang sosoknya.

Melansir Reuters, Minggu (7/7/2024), Pezeshkian adalah seorang moderat yang tidak suka menonjolkan diri, namun berhasil meraih kemenangan dengan dukungan dari kelas menengah perkotaan. Ia juga mendapat dukungan dari kaum muda yang telah lama kecewa dengan tindakan keras keamanan yang membatasi kebebasan berpendapat di Iran.

Dokter bedah jantung berusia 69 tahun ini juga berjanji untuk mempromosikan kebijakan luar negeri yang pragmatis. Pezeshkian juga berjanji akan meredakan ketegangan atas negosiasi nuklir yang terhenti dengan negara-negara “besar”.

Para analis mengatakan bahwa Pezeshkian kemungkinan besar akan disambut oleh negara-negara adikuasa dunia. Dengan harapan ia dapat mencari cara damai untuk keluar dari kebuntuan yang menegangkan terkait program nuklir Iran yang semakin maju.

Pezeshkian juga berkomitmen untuk meningkatkan prospek liberalisasi sosial dan pluralisme politik di Iran.

Pezeahkian masih di bawah sistem pemerintahan ganda Iran (antara pemerintahan ulama dan republik). Dalam sistem ini, presiden tidak dapat membuat perubahan besar terkait program nuklir atau dukungan terhadap kelompok milisi di Timur Tengah.

Meski demikian, Pezeshkian dapat memengaruhi nada kebijakan Iran. Sebagai presiden, ia akan terlibat dalam memilih pengganti Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei yang kini berusia 85 tahun.

Pezeshkian tetap setia pada pemerintahan teokratis Iran tanpa berniat untuk berhadapan dengan para petinggi keamanan dan pemimpin ulama yang berkuasa. Dalam debat dan wawancara televisi, ia berjanji untuk tidak menentang kebijakan Khamenei.

“Jika saya mencoba tetapi gagal memenuhi janji kampanye saya, saya akan mengucapkan selamat tinggal pada pekerjaan politik dan tidak melanjutkannya. Tidak ada gunanya menyia-nyiakan hidup kita dan tidak dapat melayani rakyat kita yang kita kasihi,” kata Pezeshkian dalam pesan video kepada para pemilih.

Dengan latar belakang sebagai seorang dokter bedah jantung dan pengalaman dalam politik, Masoud Pezeshkian menawarkan visi baru bagi Iran. Dukungan kuat dari kelas menengah perkotaan dan kaum muda memberikan legitimasi pada agendanya untuk membawa perubahan positif di Iran, baik dalam kebijakan domestik maupun internasional. (bin/hel)