INDONESIAONLINE – Keindahan spiritual kompleks pemakaman Sunan Gunung Jati, salah satu destinasi wisata religi utama di Cirebon, tercoreng oleh adanya praktik meminta-minta yang dinilai mengganggu dan meresahkan para peziarah. Keluhan ini mencuat setelah sebuah video yang diunggah di akun TikTok @umiahmad447 viral di media sosial.
Video tersebut menunjukkan situasi di pintu masuk kompleks pemakaman. Terlihat sejumlah orang yang diduga meminta sedekah dengan cara yang terkesan memaksa.
Seorang pria dengan tegas meminta setiap peziarah memasukkan uang ke kotak bertuliskan “Shodaqoh” sebelum memasuki area makam. “Seikhlasnya, masing-masing (orang memasukkan uang) ya,” ucapnya kepada peziarah yang baru tiba.
Tak hanya satu orang, beberapa lainnya dengan pakaian khas muslim juga tampak berkeliaran membawa ember kecil untuk mengumpulkan uang. Di dalam kompleks pun, peziarah kembali dihadapkan dengan kotak bertuliskan “pemeliharaan” yang seakan-akan mewajibkan mereka memberikan sumbangan lagi.
Pengunggah video, @umiahmad447, menceritakan pengalaman pahitnya saat berkunjung ke makam. “Pintu masuk Makam Sunan Gunung Jati, kalau ke sini harus bawa uang kecil ya karena ada yang minta depan makam. Tidak boleh masuk kalau kita tidak masukkan uang,” ungkapnya.
Ia juga menceritakan bahwa rombongannya yang berjumlah 10 orang sempat menawarkan Rp50.000 untuk sumbangan, tetapi ditolak. Mereka dipaksa untuk memberikan sumbangan secara individu agar dapat masuk.
Unggahan video ini pun langsung menuai beragam komentar dari warganet. Banyak yang merasa prihatin dan menyayangkan situasi tersebut.
“Makam Sunan Gunung Jati Cirebon harus segera dibenahi. Kalau enggak, peziarah bisa tinggalin,” tulis @Tegor cell p***.
Pengguna @uz*** juga menyampaikan komentar senada, “Harus ada tindakan dari aparat dan pemerintah setempat agar tidak seperti itu lagi. Teringat beberapa tahun lalu hampir saja berantem dengan orang-orang seperti itu di daerah makam Sunan Gunung Jati.”
Beberapa warganet bahkan membagikan pengalaman serupa yang kurang menyenangkan. “Ziarah ke makam Sunan Gunung Jati, cukup sekali. Masih trauma,” tulis @INDERAPUSPITA****.
Kejadian ini menunjukkan perlunya langkah tegas dari pihak pengelola dan pemerintah setempat untuk mengatasi praktik meminta-minta yang sudah meresahkan ini. Makam Sunan Gunung Jati sebagai tempat berziarah dan beribadah seharusnya terbebas dari gangguan dan praktik yang kurang pantas.
Harapannya, kejadian ini menjadi momentum untuk melakukan evaluasi dan penataan di kompleks pemakaman agar dapat menciptakan suasana yang khusyuk dan nyaman bagi para peziarah (bn/dnv).