PKRS RSI Unisma Menguak Ilmu Parenting Anak, Para Orangtua Wajib Simak Ini

INDONESIAONLINE – Rumah Sakit Islam (RSI) Unisma Malang terus gencar memberikan edukasi terkait kesehatan terhadap  masyarakat. Bersamaan dengan Hari Anak Nasional (23/7/2022), RSI Unisma melakukan kegiatan Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) di TK Dharma Wanita, Dinoyo, Kelurahan Dinoyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.

Dokter Umum RSI Unisma, dr Ratih Oktavia dalam paparannya menjelaskan perihal “Ilmu Parenting Anak”. Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan, tentunya hal ini juga berpengaruh dan membuat banyak perubahan terhadap tumbuh kembang anak.

Tak dipungkiri, imbas pandemi Covid-19 juga membawa perubahan negatif pada tumbuh kembang anak, khususnya pada aspek kognitif, mental, dan sosial yang berhubungan dengan tumbuh kembang pada anak.

Pada aspek mental, imbas negatif yang kerap terjadi adalah adanya penurunan prestasi belajar pada anak. Menurutnya, hal ini terjadi akibat kurangnya waktu belajar pada anak. 

“Kurangnya waktu jam belajar, biasanya lama di sekolah dengan proses belajar yang efektif, menjadi terbatas belajar di rumah saja. Kurangnya komunikasi orangtuanya dengan guru, karena keterbatasan kontak fisik,” jelasnya.

Selain itu, pemahaman para orangtua yang kurang terkait target pembelajaran guru di sekolah, juga menjadi salah satu faktor menurunnya prestasi belajar anak.

Kemudian dari aspek mental, mental anak-anak cenderung menjadi anak yang pemalu dan pendiam. Hal ini tentunya juga dipengaruhi kurangnya komunikasi lantaran kebijakan belajar di rumah. 

“Mereka jadi kurang pergaulan. Ketika bertemu dengan temannya jadi kurang percaya diri,” terangnya.

Pada aspek sosial, hal yang sering dialami anak-anak adalah kurang dapat untuk bersosialisasi. Mereka merasa kurang nyaman ketika berada di keramaian. Karakter anak menjadi kurang ramah ketika bersosialisasi dengan anak lainnya.

“Anak-anak tantrum (ledakan emosi) ketika di luar rumah. Jadi gampang nangis, gampang emosi, tidak senang berada di luar rumah,” ungkap dr Ratih. 

Untuk itu, sebagai orang tua, harus memahami kiat-kiat untuk mengatasi hal-hal tersebut. Orangtua harus berfikir secara dinamis. Hidup berdampingan dengan pandemi, saat ini menjadi hal yang harus dijalani. Meski begitu, orangtua harus tetap mempunyai semangat untuk tetap melakukan pemantauan terhadap tumbuh kembang anak.

“Orang tua harus ikut pro aktif dalam mendampingi berbagai kegiatan anak. Misalnya saat (belajar daring), menyiapkan segala kebutuhan anak,” paparnya.

Selanjutnya, para orang tua harus membuat jadwal harian untuk anak. Hal ini agar anak terus aktif dengan kegiatan-kegiatan positif dan membuat anak tidak menghabiskan waktu hanya dengan berdiam diri. 

Kegiatan yang dimaksud, tentunya merupakan kegiatan yang mengasah kognitif anak, misalnya seperti menemani anak ketika melakukan kegiatan melukis atau menggambar bersama, atau bisa juga dengan permainan-permainan sederhana yang itu tetap mengasah kognitif anak. 

“Bisa juga bermain pasir warna, bermain puzzle, bermain petak umpet, bermain peran dokter dan pasien, atau juga bermain pembeli dan penjual,” jelasnya.

Peran orang tua selanjutnya adalah menjaga kesehatan anak dalam masa pandemi. Hal ini penting dalam proses perkembangan anak. Pemenuhan gizi yang baik, hingga pemberian suplemen tambahan akan menjaga kesehatan anak terjaga selama pandemi Covid-19.

Pemberian vitamin terhadap anak yang paling sering adalah vitamin C, D dan vitamin zink. Selain itu, perlu juga melengkapi imunisasi sesuai usia anak dan vaksin tambahannya. Vaksin yang sangat penting bagi anak ada 3; yakni Vaksin Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV), Vaksin Influenza dan Vaksin Covid-19 .

“Yang terakhir, membiasakan anak untuk taat pada prokes. Jadi anak bisa karena terbiasa. Selalu pakai masker, rajin cuci tangan di berbagai keadaan,” tandas dr Ratih.

Dalam kegiatan PKRS yang rutin dilakukan RSI Unisma ini, pihaknya berharap para orangtua anak-anak usia pra sekolah untuk tetap pro aktif mendampingi dan membersamai anak-anak dalam masa perkembangan. Para ornagtua diharapkan tidak acuh terhadap perkembangan anak pada berbagai aspek, baik itu kognitif, sosial.

“Di sini orangtua adalah pemeran utama. Misalnya di rumah ada orangtua, mertua, tapi peran orangtua merupakan pemegang kunci keberhasilan anak-anak pada masa yang akan datang,” pungkasnya.