Pohon Sahabi di Gurun Yordania, Satu-satunya “Sahabat Nabi” yang Masih Hidup di Dunia

Pohon Sahabi di Gurun Yordania, Satu-satunya “Sahabat Nabi” yang Masih Hidup di Dunia
Pohon Sahabi masih berdiri kokoh dan tumbuh subur di tengah gurun gersang di Yordania. (foto: @priotralala)

INDONESIAONLINE – Di tengah hamparan gurun gersang timur laut Yordania, berdiri sebuah pohon tua yang menyimpan kisah sejarah tentang masa muda Nabi Muhammad SAW. Pohon tersebut dikenal sebagai Sahabi Tree atau Pohon Sahabat Nabi, yang oleh warga setempat disebut juga Tree of al-Buqayawiyya atau The Blessed Tree.

Keberadaan pohon ini menjadi penanda penting dalam sejarah Islam karena diyakini pernah menaungi Rasulullah SAW saat masih kanak-kanak, lebih dari 14 abad silam. Menariknya, meski tumbuh di tengah padang pasir yang tandus tanpa pepohonan lain, Pohon Sahabi tetap hidup subur hingga kini, membuat banyak orang menyebutnya sebagai “sahabat Nabi yang masih hidup di dunia.”

Mengutip laman Funci (Minggu, 2/11/2025), pohon bersejarah ini terletak di Safawi, Provinsi Mafraq, sekitar 150 kilometer dari Amman, ibu kota Yordania. Lokasinya berada di jalur perdagangan kuno yang dahulu menghubungkan Makkah dan Damaskus, rute penting para pedagang Arab pada masa lampau.

Pemerintah Yordania membangun pagar di sekeliling Pohon Sahabi untuk melindungi pohon itu. (foto: @priotralala)

Secara ilmiah, Pohon Sahabi diidentifikasi sebagai Pistacia atlantica, sejenis tanaman dari keluarga kacang pistachio yang terkenal tahan terhadap kondisi kering dan panas ekstrem. Namun, ketahanannya untuk bertahan hidup sendiri di tengah gurun selama lebih dari 1.400 tahun masih menjadi teka-teki bagi para ahli.

Atas perintah Raja Abdullah II, pemerintah Yordania kini telah membangun pagar pelindung di sekitar area pohon guna mencegah kerusakan akibat cuaca maupun aktivitas wisatawan.

Jejak Sejarah di Bawah Naungan Pohon

Kisah legendaris yang melekat pada Pohon Sahabi berawal dari perjalanan dagang Nabi Muhammad SAW di masa kecil. Saat berusia sekitar 9 hingga 12 tahun, beliau ikut menemani pamannya, Abu Thalib, dalam perjalanan ke Negeri Syam (Suriah).

Ketika rombongan beristirahat, Nabi kecil duduk berteduh di bawah pohon ini. Di tempat yang sama, seorang rahib Nasrani bernama Bahira melihat tanda-tanda kenabian pada diri beliau.

Dalam kisah itu disebutkan, awan menaungi perjalanan rombongan dan dahan pohon yang semula kering tiba-tiba menunduk menaungi Nabi kecil. Melihat keajaiban tersebut, Rahib Bahira kemudian meminta Abu Thalib agar melindungi keponakannya karena anak itu kelak akan menjadi nabi terakhir.

Dari peristiwa inilah, pohon itu dinamai Sahabi Tree. Istilah sahabi dalam bahasa Arab berarti “teman” atau “yang menyertai,” menandakan bahwa pohon ini pernah menjadi saksi perjalanan Rasulullah SAW di masa mudanya.

Simbol Keteguhan dan Keberkahan

Para peneliti dari Royal Jordania memperkirakan usia Pohon Sahabi kini mencapai antara 1.400 hingga 1.500 tahun, sebanding dengan masa kehidupan Rasulullah SAW. Menariknya, di sekitar area pohon ini, nyaris tidak ada tanaman lain yang tumbuh. Ia berdiri sendiri di tengah hamparan pasir, berakar kuat, dan tetap hijau sepanjang tahun.

Meskipun suhu di sekitarnya bisa  ekstrem -panas di siang hari dan dingin menusuk di malam hari-, pohon ini tetap kokoh dan segar. Banyak wisatawan maupun ilmuwan menyebutnya sebagai “keajaiban kehidupan di tengah padang pasir.”

Bagi umat Islam, Pohon Sahabi memiliki nilai spiritual yang mendalam. Ia menjadi simbol keteguhan iman, pengingat perjalanan Rasulullah SAW, sekaligus bukti kekuasaan Allah SWT yang menjaga ciptaan-Nya. Meski demikian, para ulama menegaskan bahwa pohon ini tidak untuk disembah, melainkan hanya untuk diambil hikmahnya.

Warisan Sejarah yang Dilestarikan

Kini, pemerintah Yordania menetapkan Pohon Sahabi sebagai bagian dari warisan budaya tak benda nasional (intangible cultural heritage). Tempat ini menjadi salah satu destinasi wisata sejarah dan spiritual terpopuler di Timur Tengah.

Untuk menjaga keasliannya, area sekitar pohon dibatasi pagar dan pengunjung tidak diperkenankan menyentuh batangnya. Langkah konservasi ini dilakukan untuk melindungi peninggalan bersejarah tersebut dari kerusakan akibat perubahan iklim dan meningkatnya kunjungan wisatawan setiap tahun.

Pohon Sahabi pun terus berdiri tegak, menjadi saksi bisu perjalanan kenabian, simbol keteguhan iman, dan bukti nyata bahwa rahmat Allah SWT senantiasa menjaga tanda-tanda kebesaran-Nya di muka Bumi. (rds/hel)