Beranda

PRIMATE: Ketika Liburan Tropis Berujung Teror Simpanse Gila

PRIMATE: Ketika Liburan Tropis Berujung Teror Simpanse Gila
Paramount Pictures kembali menggebrak ranah horor dengan memperkenalkan teaser perdana film terbarunya berjudul Primate (youtube)

Trailer film horor Paramount Pictures, Primate, memicu kegilaan di media sosial. Simpanse bernama Ben siap meneror liburan tropis Anda. Siapkah Anda menghadapi ketakutan primal?

INDONESIAONLINE – Paramount Pictures kembali menggebrak ranah horor dengan memperkenalkan teaser perdana film terbarunya, “Primate.” Diklaim “aneh sekaligus gila,” cuplikan trailer berdurasi dua menit ini sontak menjadi buah bibir di berbagai platform media sosial, menjanjikan pengalaman horor yang jauh dari klise.

Disutradarai oleh maestro horor Johannes Roberts, yang dikenal lewat karya-karya menegangkan seperti “Resident Evil: Welcome to Raccoon City” dan “47 Metres Down,” “Primate” membawa penonton ke dalam mimpi buruk di tengah liburan tropis yang seharusnya menenangkan.

Sekelompok sahabat yang mencari kesenangan di sebuah pulau eksotis harus berjuang mati-matian untuk bertahan hidup dari ancaman tak terduga yang mengintai di balik rimbunnya hutan.

Analisis Trailer: Ketegangan Tanpa Henti

Trailer yang kini telah diunggah di kanal YouTube resmi Paramount Pictures ini dibuka dengan visual yang kontras. Adegan cerah hutan tropis, warna alam yang menyegarkan, dan musik yang tenang mengiringi senyum ceria para karakter.

Namun, transisi yang cepat menuju kegelapan mengubah segalanya. Musik berubah tegang, kamera bergetar mengikuti langkah-langkah gugup yang menyadari bahwa mereka sedang diintai.

Potongan adegan yang cepat dan rapat, masing-masing hanya berdurasi beberapa detik, menciptakan tempo menegangkan yang membuat penonton tak punya waktu bernapas. Sensasi claustrophobia visual ini, menurut analis film, adalah teknik cerdas Roberts untuk membenamkan penonton dalam suasana horor yang intens sejak awal.

Strategi ini terbukti efektif menarik perhatian, dengan rata-rata engagement di media sosial mencapai 15% lebih tinggi dibanding trailer horor konvensional dalam 24 jam pertama peluncurannya, menurut data dari Film Industry Analytics (FIA) per Oktober 2025.

Horor Bertahan Hidup dengan Kedalaman Emosional

“Primate” tidak hanya sekadar horor biasa. Film ini menggabungkan genre horor dan drama bertahan hidup (survival drama), menguji ikatan persahabatan di tengah ketakutan dan ancaman alam liar. Naskah yang digarap oleh Johannes Roberts dan Ernest Riera, duo di balik “47 Metres Down,” berupaya mengeksplorasi transformasi manusia saat dihadapkan pada bahaya, menyoroti naluri, keputusasaan, dan harapan untuk selamat.

“Primate bukan cuma soal ketakutan terhadap hewan buas. Ini tentang bagaimana manusia menghadapi ketakutannya sendiri,” ungkap Roberts dalam keterangan resminya yang dikutip oleh The Movie Blog (18/10/2025).

Pernyataan ini menunjukkan ambisi Roberts untuk memberikan dimensi psikologis yang lebih dalam pada film horornya, sebuah pendekatan yang semakin digemari penonton film modern. Survei Global Cinema Trends 2024 menunjukkan bahwa 65% penonton lebih tertarik pada film horor yang memiliki lapisan cerita kompleks dan pengembangan karakter yang kuat.

Daftar Pemeran Bintang & Tim Produksi Kelas Dunia

Film ini dibintangi oleh Johnny Sequoyah sebagai karakter utama, beradu akting dengan Jessica Alexander, serta Troy Kotsur, aktor pemenang Oscar lewat film “CODA.” Jajaran pemeran juga diperkaya oleh Victoria Wyant, Gia Hunter, Benjamin Cheng, Charlie Mann, dan Tienne Simon.

Di balik layar, Roberts tidak hanya menyutradarai, tetapi juga bertindak sebagai produser bersama Walter Hamada, John Hodges, dan Bradley Pilz. Produksi berada di bawah bendera 18Hz Production, bekerja sama dengan Paramount Pictures dan Domain Entertainment. Kolaborasi nama-nama besar ini menegaskan kualitas produksi yang tak main-main.

Yang paling mencuri perhatian dari “Primate” tentu saja adalah “penjahat” utamanya: seekor simpanse bernama Ben. Awalnya digambarkan jinak dan bersahabat, sesuatu misterius terjadi yang mengubah Ben menjadi makhluk buas tak terkendali.

Dalam cuplikan trailer yang bikin bulu kuduk berdiri, Ben terlihat menekan tombol “Bad” di tablet, mematahkan tangan seseorang, dan tiba-tiba muncul secara mengerikan di dalam mobil calon korbannya. Momen-momen ini sukses membuat penonton merinding dan menjadi topik utama diskusi di forum film.

Media film luar sekelas Empire bahkan menjuluki “Primate” sebagai “kemungkinan film slasher versi primata pertama di dunia.”

“Ben bukan monster bertopeng atau pembunuh misterius. Tapi ancaman nyata yang liar, cerdas, dan sulit ditebak,” tulis Empire, menyoroti keunikan karakter antagonis ini.

Kehadiran Ben, simpanse yang cerdas namun brutal, membawa teror yang berbeda dari monster fiksi biasa, mengeksploitasi ketakutan primal manusia terhadap makhluk yang mirip namun jauh lebih liar.

Sebelum resmi diperkenalkan ke publik, “Primate” telah mengelilingi sejumlah festival film horor dunia dan mendapatkan respons yang sangat positif. Kritikus dan penonton memuji film ini karena memadukan konsep unik, visual kuat, dan tensi ketegangan yang konsisten dari awal hingga akhir.

Roberts, dengan pengalamannya menciptakan atmosfer tegang di berbagai lokasi, kali ini berhasil mentransformasi eksotisme Hawaii menjadi panggung teror yang tak kalah menyeramkan.

“Primate” dijadwalkan tayang di bioskop mulai 9 Januari 2026. Sementara itu, penggemar dapat menikmati trailer resminya di kanal YouTube Paramount Pictures atau mengunduh poster dan klip melalui situs resmi studio. Bersiaplah, karena “Primate” mungkin akan mengubah pandangan Anda tentang liburan di pulau tropis dan makhluk primata selamanya (bn/dnv).

Exit mobile version