INDONESIAONLINE – Pro kontra tentang pernyataan Ustaz Adi Hidayat (UAH) kembali terjadi di media sosial. Walau peristiwa yang melahirkan polemik itu sudah lama terjadi, yaitu 2019.
UAH sempat mengatakan bahwa orang-orang yang tidak mendukung Anies Baswedan (kini bacapres Koalisi Perubahan) adalah “jin”.
Pernyataan disampaikan di acara Sehari Bersama Alquran di Jakarta Islamic Centre, Jakarta Utara. UAH diminta untuk menyampaikan ceramah. Ia kemudian menyinggung kinerja Anies Baswedan yang saat itu masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
“Nama Anies itu serapan dari kata ‘Al Ins’ yang disebutkan 18 kali dalam Alquran yang artinya adalah ‘tampak’. Jadi beliau ini (Anies Baswedan) InsyaAllah akan selalu hadir disaat rakyat beliau membutuhkan solusi darinya,” ungkap UAH, dikutip Sabtu, (7/10/2023).
UAH juga menjelaskan perbedaan Ins dan Jin. Sosoknya bahkan turut memberikan perumpamaan bagi orang-orang yang tidak suka dengan Anies.
“Lawan kata Ins itu Jin. Kalau Ins itu lembut, Jin itu kasar. Maka dari itu tidak ada orang kerasukan Jin jadi lembut,” lanjutnya.
“Jadi ya kalau ada orang yang tidak suka dengan pak Anies itu boleh jadi, apa ya? Saya tidak akan katakan itu,” sambungnya.
Respon Warganet
Video itu pun mendapat reaksi warganet. Pro kontra pun ramai di medsos. Satu sisi menyayangkan pernyataan UAH, dan lainnya mendukung.
“Barakallah…trimakasih pak ustad…pak Anies selalu dihati,” tulis @suamia***.
“Lucu dakwahnya ustad..tapi bayak yg gak pilih Anies pak ustad,” tulis @bento***.
“pak ustads….alangkah baiknya anda tetap di jalan tausiyah…tidak ikut berpolitik..,” tulis @bang***.
Sekilas Tentang UAH
Dr. (H.C.) Adi Hidayat, Lc., M.A. merupakan salah satu ulama sekaligus penceramah favorit masyarakat Indonesia, khususnya bagi kaum milenial. Ia bahkan kerap mendapatkan julukan ‘Ustaz Milenial’.
Namannya mulai dikenal publik sejak bergabung dengan kanal YouTube Akhyar TV. Lewat kanal itu, ia aktif menyiarkan dakwah-dakwah Islam bersama rekan-rekan ulama lainnya.
Latar belakang keluarga Adi Hidayat berasal dari Pandeglang, Banten. Keluarganya itu kemudian menjadi salah satu motivasi besar lulusan universitas di Libya ini untuk menuntut ilmu agama.
Sejak kecil, Adi Hidayat sudah dikenalkan dengan lingkungan pendidikan Islam. Ia adalah siswa berprestasi saat masih duduk di sekolah dasar dan sering menjadi da’i cilik di sekolahnya.
Sosoknya kemudian melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Garut, Jawa Barat hingga bangku SMA.
Saat akan melanjutkan pendidikan tinggi, Adi Hidayat dinyatakan lulus sebagai mahasiswa baru Fakultas Dirasah Islamiyah di UIN)Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Namun setelah dua tahun berkuliah di UIN Jakarta, Adi Hidayat mendapatkan tawaran untuk berkuliah di luar negeri, yaitu di Kuliyya Dakwah Islamiyyah, Tripoli, Libya. Ia akhirnya berkuliah di Libya dan berhasil mendapatkan gelar Lc pada tahun 2011.
Sekembalinya ke Indonesia, Adi Hidayat didaulat sebagai pengasuh Ponpes al-Qur’an al-Hikmah Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Ia juga mendirikan Quantum Akhyar Institute.
Adi Hidayat kemudian melanjutkan pendidikannya di UIN Bandung dan berhasil mendapatkan gelar Magister Agama.
Usai namanya terkenal, Adi Hidayat sering diundang di televisi nasional dan mengisi ceramah bersama publik figur lainnya. Hingga kini, ceramah Ustad Adi Hidayat menjadi salah satu ceramah favorit masyarakat Indonesia (ina/dnv).