INDONESIAONLINE – Pemantapan terus dilakukan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang terkait program Local Service Delivery Improvement Program (LSDP) di Kota Malang.
Kepala DLH Kota Malang Noer Rahman Wijaya mengatakan ada beberapa arahan secara teknis terkait dengan kegiatan persiapan-persiapan yang harus dilakukan di daerah.
“Kerja sama bersama dengan off taker yang nanti akan ditunjuk terkait dengan pengandangan program-program, baik itu mulai dengan simulator kegiatan untuk pembentukan RDF itu sendiri,” ungkapnya.
Terkait program LSDP itu, Rahman mengaku residu yang dihasilkan diharap bisa secara maksimal sehingga tidak menambahkan masalah dan menambahkan beban pada sanitary landfill.
“Yang kita kembangkan di Pemerintah Kota Malang ini tidak menambahkan beban daripada residu terkait dengan pembuatan RDF ini,” ungkap Rahman.
Disinggung apa membutuhkan sosialisasi kepada masyarakat, Rahman mengaku untuk sementara tidak. Hal itu karena DLH hanya tinggal mengorientasikan beberapa segmented terkait dengan beberapa TPS nanti.
“Terutama yang memang mendukung dalam proses pembuatan itu sendiri. Sebanyak 150 ton per harinya nanti akan masuk sebagai bahan produk untuk RDF itu sendiri. Tinggal menambahkan satu konsep pengelolaan dan pengurangan persampahan saja,” beber Rahman .
Secara skema penganggaran, Rahman mengaku program tersebut akan dilakukan pada tahun 2025. Program itu dilakukan melalui dana talangan oleh Pemerintah Kota Malang.
“Bisa tersedia secara penganggarannya dimana kita butuhkan untuk tahun yang pertama khususnya untuk processing, project planning. Dan plannya ini sebetulnya sekitar Rp 55 miliar. Ya mudah-mudahan semakin awal tahun semakin lebih baik karena ada skema bisnis,” ujar dia. (hs/hel)