*dd nana veno
(i)
haruskah segala peristiwa
digambarkan.
Desing jarum itu mesra
mengecup telinga
menitipkan rasa sakit di raga
dan terciptalah rupa-rupa.
Katanya kau boleh memilih warna sesuka hati
Sakitnya sama saja.
Desing jarum itu semakin mesra
Mengecup dada yang terbuka
katanya juga, denganku kalian diingatkan tentang warna
darah yang sama
diingatkan tentang luka yang sama
diingatkan tentang tangis dan tawa yang sama
Diingatkan tentang ingatan
tapi, tak perlu kau kawini aku.
dan nyeri memang harus kita gambarkan
sedemikian rupa
sebelum terkulai
oleh luka lainnya
atau oleh lupa.
(ii)
anak-anak itu kehilangan pena
warna hitamnya telah menceraikan putih kertas
sedang tembok-tembok terlalu angkuh
untuk direngkuh, selalu ada nada-nada perintah di sana,
begitu mereka berkata dengan malu-malu.
Lantas jangan salahkan mereka
Kalau kini melukis tubuhnya sendiri dengan luka.
(iii)
sudahkah kau lukis warna
medsos sore hari di kulitmu
yang lembut itu, perempuan.
*Pecinta kopi pait dan tukang wingko