INDONESIAONLINE – Akun Twitter @JennyJusuf mengabarkan, puluhan desa di Bali dinyatakan sebagai zona merah rabies, termasuk Ubud. Ini didasarkan dengan sudah adanya korban jiwa karena virus rabies. Dia pun meminta agar wisatawan di Bali hati-hati.
“Yang lagi di Bali, waspada rabies ya. Stay safe y’all,” cuitnya.
Ubud jadi fokus perhatian @JennyJusuf. Dirinya membandingkan dengan area lain, anjing di Ubud lebih agresif. Hal ini juga didasarkan dengan grafis yang dicantumkan akun tersebut, di mana dari 29 desa di Bali, anjing di Ubud lebih agresif.
“BTW dibandingkan area lain, anjing2 di Ubud somehow lebih agresif. W udah kenyang dikejar2 waktu naik motor. Pernah digigit juga. Lagi jalan santai aja, terus disamperin random doggo, digonggongin, digigit,”cuitnya lagi.
“Danger, warning be aware of dog. Bali please be alert! 29 villages ini Bali included Ubud red zona rabies. 3 people died,” cuitnya dengan mengutip grafis @BaleBengong.
Dilansir dari Kenak Media, hingga 14 Juni 2023, ada 275 kasus terkonfirmasi positif rabies pada Hewan Penular Rabies (HPR) di Bali dan kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) sebanyak 4.528 per Mei 2023.
Sontak unggahan itu pun menuai beragam komentar dari warganet. Tak sedikit warganet yang menceritakan pengalamannya dikejar anjing saat ke Bali.
“Tapi memang anjing di Bali tuh kek ngga keurus gitu, main ke mana aja selalu nemu anjing yang kutuan sampe cepak. Ngga heran kalau udah mulai banyak yang rabies,” @vict*****.
“Jalan pagi di Ubud banyakan paniknya dibanding nikmati suasana saking seringnya papasan sama anjing,” @gayuh******.
“Ini yg bikin w ga nyaman di Bali. Pernah w lagi jalan santai tahu2 dikejer anjing gila mana posisi malam. Sampe nangis w dikejernya. Trauma asli. Sampai kalau diajak kesana lagi aku gamau. Btw ini kejadiannya dkt daera Karangasem Bali,” @juli****.
“Waspada itu buka solusi long-term. Rabies vaccinationa itu solusi nya. Saatnya bali menjadi contoh untuk kota kota lain,” @woche***** (bn/dnv).