INDONESIAONLINE – Kematian puluhan sapi di Desa Beji, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, dalam kurun waktu berdekatan membuat para peternak resah. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan-KP) Kota Batu turun tangan memeriksa hingga diperlukan visum terhadap hewan ternak tersebut. Namun belum ada kesimpulan yang disampaikan.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu Heru Yuliyanto mengatakan, pihaknya sudah menugaskan tim dan didampingi babinsa desa setempat. Tujuannya untuk mengetahui lebih jelas proses kematian sapi.
“Tim kami sudah turun ke lapangan bersama babinsa (memeriksa). Dan besok kita rapatkan bersama,” jelas Heru saat dikonfirmasi, Selasa (20/8/2024).
Pihaknya masih akan melakukan pembahasan pada esok hari setelah mengecek ke lokasi. Ia belum menyampaikan proses lebih lanjut yang akan dilakukan terhadap warga yang mengalami kendala tersebut berkaitan dengan hewan ternaknya.
“Kita masih akan membahas. Sebab, kalau sudah mengarah di luar kesehatan hewan, sudah bukan ranah kita,” ujarnya.
Kabid Peternakan dan Perikanan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu Sri Nurcahyani Rahayu menambahkan, apabila ada kematian ternak dalam hal ini diduga tidak wajar biasanya dilaporkan. Tim kesehatan hewan dari dinas bakal terjun untuk memeriksa.
“Dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan apabila ada laporan kematian, langsung menerjunkan tim kesehatan hewan untuk mengetahui penyebab kematian, dengan jika diperlukan melakukan visum,” ungkap Ani, sapaan Nurcahyani.
Sementara untuk melakukan pencegahan lebih luas, kata Ani, pihak dinas sebenarnya sudah memberikan bantuan sejumlah vitamin saag pelayanan. Meski begitu peristiwa puluhan sapi mati mendadak tetap diwaspadai. Ani menyebut juga belum bisa diambil kesimpulan terkait penyebab utama kematian hewan ternak tersebut sehingga diperlukan waktu meneliti.
“Kalau untuk vitamin, pada saat teman-teman pelayanan biasanya sekalian membawa. Pencegahan dilakukan. Saat ini masih belum diketahui (penyebab kematian),” imbuhnya.
Dugaan keracunan yang membuat kematian sapi-sapi warga itu juga belum bisa dipastikan. Sebelumnya, dokter hewan Puskeswan RPH Kota Batu juga sudah memeriksa. Ditemukan beberapa kejanggalan pada organ tubuh sapi yang mati.
Diketahui saat tim RPH mengambil beberapa bagian organ dalam tubuh sapi, didapati beberapa organ yang tidak wajar dan tidak umum. Seperti ada perubahan warna pada organ sapi yang mati seperti jeroan. Kemudian juga didapati perubahan warna pada usus. Jika umumnya usus pada sapi yang sehat warnanya putih, ditemukan warna menjadi kemerahan.
Diduga perubahan organ ini intinya ada keracunan pada tubuh sapi. Ketika racun masuk, kendala percernaan membuat pembuluh darah pecah. Mengenai apakah sapi tersebut diracun atau terkena racun dari makanan masih belum diketahui. Sebab, bisa jadi sapi mati akibat keracunan usai mengonsumsi makanan, seperti rumput yang diambil pada suatu tempat. Misalnya tidak diketahui kondisi rumput tersebut terindikasi pestisida. (pl/hel)