Rektor UIN Maliki Malang Dorong PTKIN Eks Sunan Ampel Maju Bersama ke Jenjang Internasional

Rektor UIN Maliki Malang Prof Dr HM. Zainuddin MA (tengah) bersama rombongan UIN Malang di acara FGD PTKIN eks IAIN Sunan Ampel.

INDONESIAONLINE – Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) eks (Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya mengadakan acara focus group discussion (FGD) sekaligus penandatanganan memorandum of understanding (MoU). Hal ini menjadi salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas pendidikan tinggi.

Selain itu, kegiatan ini menjadi momen untuk juga mempererat kerjasama dalam meningkatkan kualitas PTKIN, utamanya 9 perguruan tinggi yang tergabung dalam persemakmuran PTKIN eks IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Kegiatan persemakmuran PTKIN eks IAIN Sunan Ampel Surabaya ini menjadi sebuah kegiatan rutin tahunan. Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram Lombok menjadi tuan rumah kegiatan strategis kali ini. Kegiatan pun dilaksanakan selama tiga hari, mulai tanggal 9 hingga 11 Juni 2023 dan dihadiri oleh jajaran sivitas akademika PTKIN eks IAIN Sunan Ampel Surabaya, muali dari Rektor, Wakil Rektor, Direktur Pascasarjana dan Kabiro.

Kegiatan ini dibuka oleh Rektor UIN Mataram, Prof Dr H Masnun Tohir. Pihaknya mengajak agar semua peserta dapat menjalin dan mempererat silaturahmi. Silaturahmi ini diharapkan juga dapat menjadi langkah awal dalam mendorong atau membantu kemajuan dari IAIN yang statusnya belum berubah menjadi UIN.

Saat ini, dijelaskan Prof Masnun, bahwa masih ada tiga pergi tinggi eks IAIN Sunan Ampel Surabaya yang masih belum berubah status menjadi UIN. Tiga perguruan tinggi tersebut, yakni IAIN Madura, IAIN Kediri dan IAIN Ponorogo. “Ini harus kita bantu bersama-sama,” paparnya.

Untuk itu, dalam forum persemakmuran PTKIN eks IAIN Sunan Ampel Surabaya ini, diharapkan dapat menghasilkan sebuah rumusan atau formulasi strategis dalam mendorong kemajuan bersama. “Apabila UIN Surabaya maju, maka UIN lain juga harus maju dan berkembang,” ungkapnya.

Terkait kemajuan PTKIN, pihaknya menekankan akan pentingnya kerjasama yang terjalin. Untuk itu, dalam momen tersebut juga diwarnai penandatanganan MoU oleh sembilan rektor sebagai lankah awal untuk kemajuan bersama. “Kita harus memberikan dukungan kepada satu sama lain agar dapat maju dan berkembang bersama-sama,” tegasnya.

Prof Akh Muzakki MAg, rektor UIN Surabaya yang juga ketua Persemakmuran PTKIN eks IAIN Sunan Ampel Surabaya, menyampaikan agar persemakmuran ini dapat berkontribusi dan memberikan pemerataan di berbagai sektor secara adil tanpa ada rasa terancam.

Untuk itu, tiga perguruan tinggi yang masih berstatus IAIN, seperti IAIN Kediri, IAIN Madura dan IAIN Ponorogo, harus mendapatkan support untuk dapat merubah status menjadi UIN. Maka dari itu, persemakmuran ini diharapkan memberikan kontribusi dalam perubahan status IAIN Madura, Kediri, dan Ponorogo. “Kita semua wajib memberikan bantuan tanpa ada yang merasa terancam,” tegasnya.

Rektor Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang Prof Dr HM. Zainuddin MA menjelaskan bahwa persemakmuran ini hanya ada di PTKIN eks IAIN Sunan Ampel Surabaya. Persemakmuran diharapkan dapat memberikan kemakmuran bersama serta menjadi contoh bagi PTKIN lainnya. Ia juga mengajak seluruh peserta untuk mengangkat PTKIN agar dapat diakui secara internasional.

Selain itu, PTKIN memiliki keunggulan dibandingkan dengan perguruan tinggi niegeri (PTN) lainnya, karena tidak hanya memiliki program studi keagamaan, tetapi juga memiliki program studi umum seperti saintek dan kedokteran. “Kita memiliki kelebihan dalam disiplin ilmu agama dan sains, sehingga ini menjadi modal untuk bersaing,” jelasnya.

Terakhir Prof Zainuddin kembali menegaskan agar semua pihak berkolaborasi bersama guna meningkatkan kualitas pendidikan di PTKIN. Harapan masyarakat terhadap PTKIN saat ini sangat tinggi. Sehingga, hal ini juga ahrus diimbangi dengan meningkatkan kualitas pendidikan agar trust masyarakat terjaga. (as/hel)

PTKIN eks Sunan Ampeluin malangUIN Malik IbrahimUIN Maliki Malang