Remaja di Blitar Gantung Diri Diduga Akibat Kecanduan Game Online

Ilustrasi kecanduan game online (Ist)

INDONESIAONLINE – Tragedi menimpa seorang remaja di Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar. SAN (17), ditemukan tewas gantung diri di rumahnya pada Sabtu (15/6/2024) sekitar pukul 13.00 WIB. Diduga kuat, tindakan nekat ini diambil akibat kecanduan game online dan penyitaan handphone oleh orang tuanya.

“Menurut keterangan dari keluarga, korban sering mengurung diri di kamar untuk bermain game online,” ungkap Kasi Humas Polres Blitar, Iptu Heri Irianto, Minggu (16/6/2024).

Heri menjelaskan, kronologi kejadian berawal saat orang tua korban, AW (43) dan S (44), pulang ke rumah setelah seharian di Kota Blitar. Sesampainya di rumah, mereka dikejutkan dengan pemandangan tragis SAN tergantung di tangga menuju lantai dua.

“Korban ditemukan tergantung dengan kabel melilit lehernya. Orang tua korban langsung menurunkan tubuhnya,” jelas Heri.

Lebih lanjut, Heri menuturkan bahwa sehari sebelum kejadian, orang tua korban menyita handphone SAN karena khawatir dengan kecanduan game online yang dialami anaknya.

“Orang tua korban merasa prihatin dengan perilaku anaknya yang sering mengurung diri dan mengabaikan aktivitas lain. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk menyita handphone untuk sementara waktu,” terang Heri.

Namun, tindakan ini tampaknya berakibat fatal bagi SAN. Diduga, ia merasa tertekan dan nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.

Kasus ini menjadi pengingat bagi para orang tua untuk lebih memahami dan memperhatikan kondisi psikologis anak-anak mereka, terutama di era digital yang penuh dengan pengaruh negatif.

“Orang tua perlu menjalin komunikasi yang terbuka dan positif dengan anak-anak mereka. Penting bagi orang tua untuk memahami minat dan kebutuhan anak, serta memberikan arahan dan pendampingan yang tepat,” ujar Novi Catur Muspita, Pengamat Sosial dan Sosiolog dari Unisba Blitar.

Novi juga menekankan pentingnya keseimbangan antara dunia digital dan dunia nyata bagi anak-anak. “Orang tua perlu membantu anak-anak mereka untuk mengatur waktu bermain game online dan melakukan aktivitas lain yang lebih positif,” tegasnya.

Tragedi SAN ini diharapkan dapat menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak, terutama orang tua dan remaja. Penting bagi kita untuk menciptakan lingkungan yang aman dan suportif bagi anak-anak agar mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan sehat mental (ar/dnv).

Disclaimer: Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan pengakhiran hidup sendiri.
Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan mengakhiri hidup sendiri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.