JATIMTIMES – Karena terjadi beberapa kali pencurian di rumah warga yang ditinggal mengungsi, Polres Lumajang meningkatkan penjagaan dan patroli, khususnya di malam hari.

Lima dusun yang menjadi priroritas penjagaan adalah Dusun Kamar Kajang, Dusun Kajar Kuning, Kampung Renteng dan Bondeli Desa Suberwuluh Kecamatan Candipuro. Satu dusun lainnya adalah Dusun Curah Kobokan yang masuk di desa Supit Urang Kecamatan Pronojiwo.

Kelima dusun dusun ini terdampak cukup parah, dan sebagian besar warganya mengungsi ke sejumlah pokso pengungsian di Candipuro.

Informasi yang berhasil dihimpun media ini menyebutkan, sejak terjadinya letusan Semeru pada tanggal 4 Desember lalu, sampai saat ini telah terjadi beberapa kali pencurian, diantaranya Kulkas, kambing dan sejumlah barang lainnya.

Baca Juga  Potensi Hujan Lebat di Jatim Mulai Menurun

“Terutama di Dusun Bondeli Utara, Dusun Kamar Kajang atau Kampung Renteng, serta Dusun Kajar Kuning yang berada di Desa Sumberwuluh Kecamatan Candipuro, dan Dusun Curah Kobokan yang berada di Desa Supit Urang Kecamatan Pronojiwo, setiap malam hari kami patroli, tentunya ini untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak kami inginkan,” Kata Kapolres Lumajang AKBP Eka Yekti Hananto Seno, Jumat (10/12) siang.

Kapolres Lumajang juga mengatakan, di lima dusun tersebut banyak rumah yang ditinggal begitu saja sejak terjadinya letusan Semeru, sementara di dalamnya masih ada sejumlah barang yang bisa dimanfaatkan.

Untuk keperluan penjagaan dan patroli ini, Polres Lumajang melibatkan anggota Polsek Candipuro, Polres Lumajang dan bantuan personil Polda Jatim.

Baca Juga  Ada Sirine di 6 Titik Perlintasan KA Tanpa Palang Ini, Hati-Hati Saat Melintas

“Kami kerahkan semua potensi yang kita miliki, bukan hanya Polsek, namun kami libatkan pula anggota Dit Samapta dan Sat Brimobda Polda Jatim untuk menyisir seluruh desa yang terdampak Erupsi,” ungkap Kapolres.

Terkait ini hal ini Polres juga melakukan penyekatan masuknya warga ke sejumlah dusun tersebut untuk menghindari terjadinya tindak kriminal di kampung yang ditinggalkan warganya untuk mengungsi.



Moch. R. Abdul Fatah