INDONESIAONLINE – Pertumbuhan ekonomi di Indonesia disebut masih berkejaran dengan ketersediaan atau proses terciptanya lapangan pekerjaan. Hal tersebut disampaikan oleh putri sulung Almarhum KH. Abdurrachman Wahid, Yenny Wahid saat berdialog dengan pegawai salah satu pabrik di Kepanjen Kabupaten Malang. 

Menurut Yenny Wahid, hal tersebut tentu menjadi tantangan bagi Indonesia. Ia mengatakan, sebagai salah satu indikatornya, untuk bisa menyerap semua tenaga kerja, setidaknya pertumbuhan ekonomi Indonesia harus di atas 7 persen. 

“Jadi masalah pengangguran memang masih menjadi tantangan. Tapi ini terjadi hampir di seluruh negara sebenarnya,” ujar Yenny Wahid di sela kunjungannya, Minggu (5/2/2023). 

Dia mengatakan, kondusifitas iklim usaha perlu dibangun oleh semua pihak. Baik oleh perusahaan sebagai pencipta lapangan kerja, pemerintah sebagai pemegang regulasi dan juga masyarakat. 

Baca Juga  Tren Perekonomian Kembali Tumbuh, Aksi Lead by Example Indonesia pada Presidensi G20 Menjadi Perhatian Dunia

“Karena itu penting sekali, iklim usaha harus kondusif sehingga banyak perusahaan bisa menciptakan lapangan pekerjaan,” jelas Yenny Wahid. 

Sebab menurutnya, jika iklim usaha tidak kondusif, secara berkepanjangan dapat berdampak pada ekonomi masyarakat. Apalagi, jika Indonesia masih harus dihadapkan dengan resesi. 

“Tanpa iklim usaha yang kondusif, ketika ekonomi ada reses, biasanya perusahaan tak mau berekspansi, jadinya ada pengetatan ekonomi. Dampaknya ke masyarakat,” terang Yenny Wahid. 

Untuk itu menurutnya, kondusifitas pada iklim usaha menjadi tugas bagi semua pihak. Baik bagi perusahaan yang ada di sekitar, pemerintah sebagai pemilik regulasi dan juga masyarakat. 

“Masyarakat harus bisa guyub dan tenang. Sehingga perusahaan juga bisa berkembang,” pungkas Yenny Wahid. 

Baca Juga  Dinas Koperasi dan UMTK Kota Kediri Kembali Buka Pelatihan Gratis, Calon Pekerja Bisa Ikut