Beranda

Saudi Tolak Messi: Asa Jaga Kebugaran ke Piala Dunia 2026 Pupus, Bagaimana Nasib La Pulga?

Saudi Tolak Messi: Asa Jaga Kebugaran ke Piala Dunia 2026 Pupus, Bagaimana Nasib La Pulga?
Lionel Messi dengan jubah magisnya, turun ke Red Bull Arena dan mengubahnya menjadi teater pertunjukan tunggal yang akan dikenang selamanya (mls)

Impian Lionel Messi untuk menjaga kebugaran di Liga Arab Saudi menjelang Piala Dunia 2026 kandas setelah pemerintah setempat menolak rencana tersebut. Apa alasan di balik penolakan ini dan bagaimana dampaknya bagi persiapan sang megabintang?

INDONESIAONLINE – Harapan megabintang sepak bola dunia, Lionel Messi, untuk sementara merumput di Liga Arab Saudi demi menjaga kebugaran jelang Piala Dunia 2026 harus pupus di tengah jalan. Pemerintah Arab Saudi secara tegas menolak proposal yang diajukan kubu Messi, mengindikasikan bahwa liga mereka bukan “wadah persiapan untuk turnamen lain.” Keputusan ini memicu pertanyaan besar mengenai strategi Messi selanjutnya untuk tetap kompetitif di level tertinggi.

Setelah sukses mengantarkan Argentina meraih gelar juara Piala Dunia 2022, ambisi Messi untuk mempertahankan gelar di Piala Dunia 2026 tetap membara. Ia secara terbuka menyatakan keinginannya untuk “merasa fit dan menjadi bagian penting dalam membantu tim nasional saya.”

Namun, kalender Major League Soccer (MLS), tempat Messi kini berlaga bersama Inter Miami, akan segera berakhir pada Desember mendatang.

Situasi ini menciptakan jeda kompetisi yang cukup panjang, hampir setengah tahun, sebelum MLS musim 2026 dimulai. Bagi atlet sekaliber Messi, yang saat ini berusia 38 tahun dan akan menginjak 39 tahun saat Piala Dunia 2026 bergulir, jeda panjang tanpa kompetisi aktif bisa menjadi ancaman serius bagi kebugaran dan performanya.

Data dari CIES Football Observatory menunjukkan bahwa pemain top cenderung mengalami penurunan performa signifikan jika absen dari kompetisi reguler lebih dari 3 bulan, terutama pada usia di atas 35 tahun.

Penolakan Tegas dari Riyadh

Rencana “peminjaman” Messi ke Liga Arab Saudi—mirip dengan skema David Beckham yang dipinjamkan dari LA Galaxy ke AC Milan pada tahun 2010 untuk menjaga kebugaran—diungkapkan oleh CEO Mahd Sports Academy, Abdullah Hammad. Hammad, yang mengklaim dihubungi oleh pihak Messi selama Piala Dunia Klub terakhir, menjelaskan bahwa proposal tersebut diajukan langsung kepada Menteri Olahraga Arab Saudi.

“Menteri menegaskan bahwa Liga Saudi tidak akan menjadi wadah persiapan untuk turnamen lain,” kata Hammad kepada Enca, mengutip penolakan tersebut.

Pernyataan ini menunjukkan kebijakan internal yang kuat dari otoritas olahraga Arab Saudi, yang tampaknya ingin melindungi integritas dan fokus liga mereka. Liga Arab Saudi sendiri telah menarik sejumlah nama besar, seperti Cristiano Ronaldo dan Karim Benzema, sebagai bagian dari visi Saudi Vision 2030 untuk meningkatkan citra olahraga dan pariwisata negara. Namun, pendekatan mereka terhadap Messi kali ini berbeda, mungkin untuk menghindari preseden yang bisa mengubah dinamika liga.

Dampak dan Pilihan Messi Kedepan

Penolakan ini tentu menjadi pukulan bagi Messi yang sangat antusias dengan Piala Dunia 2026. “Kami baru saja memenangkan Piala Dunia terakhir (2022), dan bisa mempertahankannya di lapangan lagi adalah hal yang spektakuler,” ujarnya.

Ia menegaskan akan “mengevaluasi hal itu setiap hari” saat pramusim bersama Miami tahun depan. Dengan pintu Arab Saudi tertutup, pilihan Messi untuk tetap aktif di jeda musim MLS menjadi terbatas. Beberapa skenario yang mungkin dipertimbangkan:

  1. Peminjaman ke Liga Eropa (Non-Top Tier): Klub-klub di liga yang tidak terlalu intens namun tetap kompetitif bisa menjadi opsi, meski akan ada tantangan logistik dan finansial.

  2. Turnamen Pramusim atau Eksibisi: Mengikuti serangkaian pertandingan persahabatan tingkat tinggi untuk menjaga sentuhan bola.

  3. Fokus pada Pelatihan Intensif: Mengembangkan program latihan pribadi yang ketat dengan staf Inter Miami atau tim nasional Argentina untuk menjaga kondisi fisik optimal tanpa tekanan pertandingan.

  4. Kompetisi di Amerika Selatan: Bergabung dengan liga di Amerika Selatan untuk periode singkat bisa menjadi pilihan, meskipun ini akan menambah beban perjalanan.

Musim reguler MLS 2025 yang baru dituntaskan Messi membuktikan bahwa ia masih memiliki performa puncak, dengan catatan impresif 29 gol dan 16 assist dalam 28 pertandingan untuk Inter Miami. Ini menempatkannya sebagai top skorer liga, menggarisbawahi bahwa masalahnya bukan pada kemampuan, melainkan pada sustainability dan periodization kebugaran di tengah jadwal yang unik.

Keputusan pemerintah Arab Saudi ini tidak hanya mengubah rencana Messi, tetapi juga menyoroti kompleksitas manajemen karier seorang atlet di level elite yang berambisi terus bersinar hingga akhir kariernya. Bagaimana “La Pulga” akan menghadapi tantangan ini menjadi sorotan utama jelang salah satu panggung terbesar sepak bola dunia.

Exit mobile version